Rabu 05 Oct 2022 21:25 WIB

Lindungi Anak-Anak, Cina Larang Rasa Buah di Vape atau Rokok Elektrik

China melarang penggunaan rasa buah untuk vape atau rokok elektrik di negaranya dan hanya mengizinkan rasa tembakau.

Rep: Koiyudh/ Red: Partner
.
Foto: network /Koiyudh
.

Vape.
Vape.

China melarang penggunaan rasa buah untuk vape atau rokok elektrik di negaranya. Penjual vape lokal kini hanya dibolehkan menjual varian atau likuid rasa tembakau saja.

Seperti dilaporkan Tech Crunch, Selasa (4/10/20220), langkah Cina mengikuti upaya sejumlah negara dunia untuk mencegah anak di bawah umur menghisap vape.

Industri vape atau rokok elektrik di Cina sempat meroket. Namun, tidak lama. Pemerintah Negara Tirai Bambu mulai mengatur ketat penggunaan rokok modern tersebut sejak tiga tahun lalu. Salah satunya dengan melarang penjualan Vape secara online.

Pengetatan tersebut membuat sejumlah produsen vape besar merugi. Relx, yang sempat menguasai 70 persen pasar vape di Cina pada 2022, salah satu yang dilaporkan kehilangan 95 persen nilai saham sejak debut di NYSE pada Januari 2022. Begitu juga saham Smoore, produsen alat Vape, yang dikabarkan anjlok hingga 90 persen.

Pelarangan rasa pada vape ibarat tiang gantung untuk industri vape. Pasalnya produk dengan rasa tembakau sangat sedikit pembelinya, menurut survei media publik Landong, yang fokus pada pemberitaan industri vaping.

Pengetatan lain yang diduga bakal meruntuhkan sebagian besar industri vaping adalah pengenaan pajak tembakau pada rokok elektronik dan standarisasi pembuatan vape.

Pembuat vape harus menggunakan baterai, koil keramik, hingga fragrance nikotin sesuai standar nasional Cina.

Untuk memenuhi kriteria tersebut dipastikan tidak akan murah. Penjual vape skala industri kecil bakal sangat kesulitan.

Larangan rasa buah pada vape memang sudah dan sedang dicanangkan di sejumlah negara. Pemerintah Amerika Serikat sejak 2019 mempersiapkan kebijakan untuk melarang produk rasa buah terkait Vape. Hal sama juga dilakukan oleh sejumlah negara di Eropa.

Sumber: Tech Crunch

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement