Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adib Nur Aziz

Alawy, Inisiator Shalat Istisqa'

Guru Menulis | Friday, 07 Oct 2022, 13:37 WIB

Duduknya selalu di depan. Berkaca mata tebal. Siswa kelas 8E. Saya mengenalnya sejak dia duduk di kelas 8, karena saya mengajar IPA kelas 8A hingga 8F. Anak yang berbakat.

Ketika masa pemilihan pengurus OSIS, Alawi menjadi salah satu dari delapan siswa kelas 8E yang diajukan oleh wali kelasnya. Saat itu, Alawy masih ragu untuk menjadi pengurus OSIS. Dia sempat bertanya kepada saya, bagaimana bila mundur, tidak ikut seleksi. Saya menegaskan kepadanya: “Kamu adalah siswa yang baik. Sekolah ini membutuhkan para siswa sepertimu agar semakin maju.”

Alhamdulillah, Alawy melanjutkan proses mengikuti seleksi calon pengurus OSIS. Mulai dari tes tertulis, wawancara hingga presentasi di hadapan tim Pembina OSIS. Akhirnya, ia terpilih menjadi salah satu pengurus OSIS. Posisi yang kemudian diamanahkan kepadanya adalah sebagai ketua bidang 1, yaitu: Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Semenjak itu, Alawy semakin leluasa mengembangkan kemampuannya. Saat musyawarah penyusunan program kerja pengurus OSIS, ia antusias. Gagasan-gagasannya ia tuangkan dalam tulisan dan dikirim kepada saya. Akhirnya, satu persatu kegiatan pengurus OSIS bidang 1 mulai berjalan.

Pertama, pembawa acara kegiatan shalat Jumat. Ia sendiri yang mencatatkan sejarah baru di sekolah, sebagai pembawa acara pertama kegiatan shalat Jumat. Setelah itu, para pengurus OSIS yang lain mengikuti jejaknya tampil di hadapan jamaah setiap hari Jumat. Setelah itu, program-program Bidang 1 yang lain mengikutinya.

Ada yang tidak saya duga, dan di luar perkiraan saya. Hari itu hari Senin siang, seusai musyawarah koordinasi dengan kepala sekolah, saya kembali ke meja kantor. Di atas meja, terdapat selembar surat yang lucu, ada logo Kementerian Agama, surat diketik, dan di bawahnya ada nama yang bertanda tangan: Alawy.

Isi suratnya, mengusulkan kepada sekolah agar melaksanakan shalat Istisqa’ (shalat meminta hujan). Saya langsung meresponnya. Saya menyampaikan surat itu kepada kepala sekolah dan langsung disetujui. Selanjutnya saya menghubungi guru koordinator kemasjidan, untuk memohon bimbingannya. Termasuk menunjuk petugas untuk khatib dan imam.

Alhamdulillah. Shalat Istisqa’ bisa berlangsung pada Rabu pagi, dengan dikelola langsung oleh pengurus OSIS. Mereka yang berbagi tugas: menyiapkan mimbar, tikar, perlengkapan lain hingga pembawa acara. Acara selesai, dan nama Alawy menjadi salah satu nama kunci dalam event bersejarah itu: Shalat Istisqa’ di halaman sekolah.

Peristiwa di atas berlangsung pada tahun 2019, ketika hujan belum turun pada musimnya. Ketika pandemi belum datang dan menghentikan kegiatan belajar di sekolah. Namun demikian, kegiatan pengembangan diri siswa tidak lantas terhenti. Dalam beberapa bulan awal pandemi, sekolah dipaksa untuk menyesuaikan dengan situasi. Mati gaya dalam pendidikan tidak boleh terjadi sebab siswa terus berkembang dan perlu bimbingan.

Saat ini sudah pertengahan tahun 2021. Alawy baru saja diwisuda sebagai alumni. Ia termasuk 10 besar siswa peraih nilai ujian tertinggi di sekolah. Tidak hanya itu, jauh sebelum diwisuda, Alawy sudah mendapatkan sekolah lanjutan, Bukan sembarang sekolah, ia diterima di Madrasah Unggulan Nasional, MAN Program Keagamaan di Yogyakarta. Sekolah ini menggunakan sistem boarding dan para siswanya mendapatkan beasiswa dari Kemenag RI sebesar Rp.700.000,00/bulan hingga lulus.

Selama masa pandemi, Alawy juga terus mengembangkan diri dengan sarana yang ada. Ia mendapatkan bimbingan khusus dan ditunjuk mewakili sekolah dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang IPA di tingkat provinsi dan nasional. Alawy juga mengikuti bimbingan prestasi karya ilmiah remaja. Hasilnya sangat membanggakan: medali perak dalam sebuah kompetisi karya ilmiah tingkat internasional.

Saat gerhana bulan total terjadi pada akhir Mei 2021, Alawy kembali mendapat kesempatan untuk menjadi pioner. Kali ini, bersama dua temannya, Alawy menjadi perintis tim astronomi di sekolah. Mereka mendapatkan tugas untuk melaksanakan observasi gerhana bulan di sekolah dengan teleskop yang canggih.

Senang rasanya menemui anak-anak berbakat seperti Alawy. Dan masih banyak lagi para siswa yang unik di sekolah, dengan bakat dan potensinya masing-masing. Saya percaya, semua sekolah akan terus maju dengan dukungan anak-anak hebat seperti Alawy. Dan untuk itu, hanya satu kuncinya: memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka, untuk mengembangkan gagasan, fikiran, bakat dan minatnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image