Ahad 09 Oct 2022 16:23 WIB

Dinkes Makassar Maksimalkan Layanan Vaksin Wajib Balita

Saat pandemi imunisasi memang berkurang sedikit tapi tetap di atas 95 persen.

Red: Agus raharjo
Seorang anak diimunisasi saat acara Gebyar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang digelar UPT Puskesmas Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, di Graha Mutiara, Jalan Situ Aksan, Jumat (30/9). (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Seorang anak diimunisasi saat acara Gebyar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang digelar UPT Puskesmas Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, di Graha Mutiara, Jalan Situ Aksan, Jumat (30/9). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar, Sulawesi Selatan kembali fokus memaksimalkan layanan vaksinasi atau imunisasi wajib bagi bayi dan balita. Hal ini untuk mendorong tingkat cakupan vaksinasi yang sempat melambat akibat pandemi Covid-19.

Kepala Dinkes Kota Makassar Nursaidah Sirajuddin mengatakan masyarakat sekarang ini sudah tidak takut lagi mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan anaknya dengan kondisi Covid-19 yang sudah terkendali.

Baca Juga

"Kita kembali membuka layanan-layanan di puskesmas dan posyandu. Alhamdulillah saat ini sudah mulai lebih ramai dikunjungi masyarakat," ujarnya, di Makassar, Ahad (9/10/2022).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Makassar Andi Mariani menambahkan pihaknya untuk imunisasi wajib bayi balita seperti imunisasi hepatitis, polio, BCG, campak, rubella dan sebagainya, terus menjadi program utama.

"Imunisasi dasar lengkap bayi sampai usia sembilan bulan hingga pada usia sekolah ada dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) masih tetap jadi program di setiap puskesmas," katanya.

Menurut dia, hal yang sama juga berlaku untuk program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang saat ini kembali mampu mencapai target di atas 95 persen. Dinkes juga telah beberapa kali mengevaluasi capaian imunisasi mengingat Makassar sempat berada di urutan terendah dari 24 kabupaten/kota se-Sulsel.

Menurut dia, salah satu hal yang membuat progres pelaksanaan BIAN di Makassar sedikit melambat karena memiliki sasaran paling banyak dibanding daerah lain. "Targetnya kan di atas 95 persen dan saat pandemi memang berkurang sedikit tapi tetap di atas 95 persen," tutur Andi Mariani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement