Selasa 11 Oct 2022 10:50 WIB

Gara-Gara Ketidakpastian Global, Jokowi: 28 Negara Sudah Antre Jadi Pasien IMF

Situasi dunia saat ini sulit diprediksi dan dikalkulasi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo (tengah).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, sudah ada 28 negara di dunia yang mengantre meminta bantuan kepada International Monetary Fund (IMF) karena ketidakpastian global yang terjadi. Jokowi menyebut, ketidakpastian dan volatilitas global saat ini pun semakin tinggi.

“Pagi tadi saya mendapatkan informasi dari pertemuan di Washington DC, 28 negara sudah antre di markasnya IMF, menjadi pasien,” kata Jokowi saat pembukaan Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Jokowi mengatakan, situasi dunia saat ini sulit diprediksi dan dikalkulasi. Apalagi juga terjadi konfrontasi geopolitik dan juga diperparah dengan perubahan iklim yang menyebabkan sering terjadinya bencana alam.

Menurutnya, dengan situasi saat ini, perekonomian di negara manapun bisa jatuh jika tidak dikelola dengan hati-hati. Apalagi pertumbuhan ekonomi global yang sebelumnya diperkirakan sebesar 3 persen pada 2023, kini diperkirakan hanya tumbuh di angka 2,2 persen. Anjloknya pertumbuhan ekonomi global itu juga karena terdampak perang antara Rusia dan Ukraina.

“Inilah yang sering disampaikan membayar harga dari sebuah perang. Yang harganya sangat mahal sekali,” tambahnya.

Meskipun begitu, Jokowi meminta agar Indonesia tetap optimistis di tengah ketidakpastian global. Namun yang terpenting, kata dia, tetap harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian.

“Ini yang sekali lagi kita tetap harus menjaga optimisme tapi yang lebih penting hati-hati dan waspada, eling lan waspodo,” ucap Jokowi.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua termasuk yang terbaik di dunia, yakni mencapai 5,44 persen. Selain itu, angka inflasi pun juga dinilai masih terkendali pasca terjadinya kenaikan BBM subsidi, yakni masih di bawah 5,9 persen. Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, angka inflasi di Indonesia pun masih lebih baik.

“Sekarang ini di Argentina sudah 83,5 persen, dengan kenaikan suku bunga sudah 3.700 basis poin. Kita inflasi 5,9 (persen) dengan perubahan suku bunga kita di 75 basis poin,” kata Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement