Kamis 13 Oct 2022 00:01 WIB

Peringatan dari Elite Nasdem untuk Hasto

Pernyataan Hasto menimbulkan kesan bahwa dirinya tak suka dengan Nasdem dan Anies.

Red: Andri Saubani
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mendapatkan peringatan dari elite Nasdem untuk tidak mencampuri urusan pencapresan Anies Baswedan. (ilustrasi)
Foto: istimewa
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mendapatkan peringatan dari elite Nasdem untuk tidak mencampuri urusan pencapresan Anies Baswedan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Antara

Politikus Partai Nasdem, Bestari Barus menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang kerap mengomentari calon presiden (capres) Anies Baswedan. Pernyataan Hasto, justru menimbulkan kesan bahwa dirinya tak suka dengan Partai Nasdem dan Anies.

Baca Juga

Ia menilai, Hasto harus berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan minor. Apalagi ada pernyataan soal banjir di Jakarta yang terjadi pasca pendeklarasian Anies sebagai capres dari partainya.

"Kalau kepingin tahu soal penanganan banjir Jakarta datanglah ke Pemprov DKI. Bisa bertambah wawasannya nanti setelah mendapat penjelasan yang komprehensif," ujar Bestari lewat keterangannya, Rabu (12/10/2022).

Pernyataan-pernyataan Hasto belakangan ini seperti menutupi lambannya PDIP dalam mengusung capres. Ia mengatakan, kalau memang khawatir terhadap permasalahan bangsa, segera saja deklarasikan capres yang dinilai mampu mengatasi persoalan tersebut.

"Jangan malah mencampuri capres dan urusan partai lain," tegas Bestari.

Di samping itu, ia  menegaskan komitmen Partai Nasdem terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Jika partainya membuat gelisah Hasto dan PDIP, ia memandangnya sebagai bagian dari demokrasi.

"Mengapa hanya Nasdem yang dipersoalkan pasca mendeklarasikan Anies? Mengapa Partai Gerindra yang juga anggota koalisi pemerintahan, yang sudah jelas-jelas menyatakan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres tak dipersoalkan oleh Hasto dan PDIP," ujar Bestari.

Sekali lagi ia mengingatkan Hasto agar tidak menggunakan politik minor yang justru menimbulkan kegaduhan. Menurutnya, jangan pernah ada yang menanyakan komitmen Partai Nasdem kepada Jokowi.

"Kalau hari ini Partai Nasdem disangkakan lepas dikarenakan kita punya capres sendiri, ini perlu diluruskan. Tidak ada kita keluar atau dikeluarkan dari koalisi, itu tidak ada," ujar Bestari.

Meski Nasdem mengatakan belum keluar dari koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya sebelumnya mengklaim telah membentuk tim khusus bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat untuk menyiapkan sosok pendamping alias cawapres bagi Anies Baswedan untuk maju pada Pemilu 2024.

"Komunikasi intensif dengan Demokrat dan PKS, kami sudah buat tim khusus yang melakukan pendalaman-pendalaman secara platform cawapres," ujar Willy di Fisipol UGM, Sleman, Senin (10/10/2022).

Meski pembicaraan terkait sosok cawapres yang bakal diusung masih berlangsung dinamis, menurut dia, Partai Demokrat dan PKS sudah sepakat dengan NasDem terkait pencapresan Anies Baswedan.

"Semoga titik terang ini dalam waktu dekat kita bisa umumkan tapi dinamikanya masih terjadi, ya ada beberapa satu, dua yang masih belum kita sepakati, tetapi secara garis umum Anies menjadi benang merah kesepakatan bersama dari tiga partai itu," kata dia.

Baca juga : Survei: Anies Belum Jadi Pilihan Utama Warga Jakarta untuk Capres 2024

Meski demikian, kata Willy, internal Partai Nasdem sejak awal mempersilakan Anies Baswedan menentukan sendiri sosok cawapres yang bakal mendampinginya maju pada Pemilu 2024.

"Kalau dari NasDem, dari perspektif Nasdem kami serahkan pada Pak Anies untuk memilih dan menentukannya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement