Kamis 13 Oct 2022 19:08 WIB

OJK: Ekonomi Indonesia Siaga Hadapi Risiko Ekonomi Global

Saat ini kondisi ekonomi Indonesia tergolong pulih sepenuhnya dari dampak pandemi.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan perekonomian Indonesia terbukti kuat dalam menghadapi krisis. Hal ini mengingat ekonomi global menunjukkan situasi semakin memburuk

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan perekonomian Indonesia tetap siaga terhadap berbagai risiko global ke depan. "Bagaimana kita menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini sekaligus mengantisipasi dan siaga terhadap risiko-risiko pemburukan ekonomi dunia," ujarnya saat pembukaan Capital Market Summit & Expo 2022, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga

Menurutnya kondisi perekonomian Indonesia tergolong pulih sepenuhnya dari dampak pandemi karena produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2022 sudah kembali ke tingkat pra pandemi Covid-19. Bahkan, jika menilik kondisi kesehatan dari industri jasa keuangan baik perbankan, pasar modal maupun industri keuangan nonbank kondisinya sudah pulih, sehingga siap untuk menjaga dan mengawal kelanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Terakhir, yang kita dengar dari Dana Moneter Internasional (IMF) sekalipun menunjukkan pertumbuhan ekonomi global turun, tapi tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lima persen," ucapnya.

Menurut Mahendra, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pengelolaan ekonomi baik secara makro, fiskal, dan moneter selama beberapa tahun ke belakang telah dilakukan dengan baik. Meski demikian, dia memastikan Indonesia masih tetap mengantisipasi, mewaspadai, dan bersiaga terhadap kondisi pemburukan yang terjadi tingkat global dengan melakukan langkah-langkah konkrit.

Mahendra menyebut pihaknya siap melakukan stress test terhadap industri jasa keuangan yaitu pengujian daya tahan untuk menentukan batas kritis dalam suatu sistem. Adapun stress test dilakukan oleh sektor jasa keuangan untuk mengetahui, memahami dan menghitung seluruh risiko yang ada.

Adapun upaya itu akan membuat perekonomian Indonesia termasuk industri jasa keuangan menjadi lebih siap dan siaga terhadap potensi dan risiko transmisi yang akan terjadi yakni pemburukan ekonomi global. Mahendra menegaskan tidak ada alasan untuk Indonesia tidak percaya diri karena justru kondisi pulih ini menempatkan posisi Indonesia dalam situasi yang baik dalam menghadapi risiko-risiko. 

"Sambil kita melakukan upaya-upaya tadi, kita terus meningkatkan fokus kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia," tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement