Ahad 16 Oct 2022 15:27 WIB

Pemkot Surabaya Terapkan Sejumlah Langkah Strategis Urai Kemacetan

Pemkot Surabaya juga akan mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta

Red: Hiru Muhammad
Sejumlah kendaraan berada di salah satu titik kemacetan di jalan Sukarno Hatta, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (20/9/2022). Berdasarkan hasil penelitian Global Traffic Scorecard tahun 2021 yang dilakukan perusahaan analisis data lalu lintas Inrix, kota Malang menempati urutan keempat sebagai kota termacet se-Indonesia setelah Surabaya, Jakarta dan Denpasar dengan jumlah total waktu yang terbuang dalam kemacetan selama periode jam sibuk adalah 29 jam.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah kendaraan berada di salah satu titik kemacetan di jalan Sukarno Hatta, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (20/9/2022). Berdasarkan hasil penelitian Global Traffic Scorecard tahun 2021 yang dilakukan perusahaan analisis data lalu lintas Inrix, kota Malang menempati urutan keempat sebagai kota termacet se-Indonesia setelah Surabaya, Jakarta dan Denpasar dengan jumlah total waktu yang terbuang dalam kemacetan selama periode jam sibuk adalah 29 jam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Pemerintah Kota Surabaya menerapkan sejumlah langkah strategis untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Ahad (16/10/2022) mengatakan, beberapa langkah strategis yang dimaksud di antaranya penerapan sensor CCTV Surabaya Intelligent Transportation System (SITS), rencana pembangunan jalan baru, mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta dengan waktu masuk para pekerja. "Hingga mengkoneksikan transportasi umum di Kota Surabaya dengan daerah di sekitarnya," kata dia.

Baca Juga

Hal ini juga disesuaikan dengan salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2021-2026, yakni mewujudkan pemantapan infrastruktur jalan yang berkualitas dan mendukung mobilitas antarmoda secara terpadu dan terintegrasi.

Wali Kota mengatakan, salah satu infrastruktur di Kota Surabaya adalah jalan agar bisa menopang moda transportasi. Rencananya, pemkot akan membangun jalan baru pada tahun 2023 yakni Radial Road dan proses pengerjaan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) yang menjadi prioritas pembangunan infrastruktur di Kota Pahlawan. "Pemkot Surabaya melakukan penambahan panjang jalan di Kota Surabaya dengan rata-rata per tahun mulai 2016-2020 sepanjang 6,25 km," kata Cak Eri panggilan lekatnya.

Proses pengerjaan Radial Road akan dimulai pada tahun 2023 untuk mengurangi beban kepadatan lalu lintas dari arah Jalan Mayjen Jonosewojo menuju ke kawasan Jalan Lontar Kota Surabaya.

Sedangkan untuk pengerjaan konstruksi JLLB yang sudah terbangun sepanjang 2.520 meter, yang terdiri dari 1.870 meter dibangun oleh Pengembang Perumahan dan 650 meter dibangun dengan pendanaan dari APBD Kota Surabaya. Serta konstruksi JLLT yang sudah terbangun sepanjang 1.228 meter yang dibangun dengan pendanaan dari APBD Kota Surabaya.

"Sebab, rencana pembangunan panjang JLLB adalah 10.035 meter dan JLLT adalah 14.300 meter, tapi kami baru mengerjakan sekian. Artinya tidak bisa dikerjakan dalam satu atau dua tahun, maka akan saya sampaikan secara transparan melalui videotron di seluruh Surabaya. Sehingga selesai di tahun berapa warga akan tahu," ujar dia.

Selanjutnya, kata dia, Pemkot Surabaya juga akan mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta dengan para pekerja di Kota Pahlawan. Bahkan, lanjut dia, para pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya telah melakukan aktivitas kerja di lingkungan terdekat dengan rumahnya.

"Pemkot Surabaya juga telah memulai, yakni pegawai bekerja di lingkungan (terdekat) rumahnya masing-masing. Sehingga itu akan mengurangi (penumpukan kendaraan), yang dari barat tidak perlu sampai di area timur," kata dia.

Lebih lanjut, Cak Eri juga tengah melakukan penataan transportasi massal yang tidak hanya berfokus di Kota Surabaya. Sebab rencananya, transportasi massal tersebut juga akan terkoneksi dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.

"Termasuk pembangunan jalannya, ini akan terkoneksi satu dengan yang lainnya. Maka kami harus memberikan jaminan keamanan menggunakan transportasi massal dengan harga yang terjangkau daripada menggunakan transportasi pribadi," kata Cak Eri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement