Ahad 16 Oct 2022 22:45 WIB

71 Juta Orang Hadapi Kemiskinan Akibat Perang Rusia-Ukraina

Sekitar 51 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan dalam tiga bulan pertama perang

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang tentara Ukraina memeriksa sisa-sisa seorang pejuang yang tewas dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina, Senin, 26 September 2022.
Foto: AP/Andrii Marienko
Seorang tentara Ukraina memeriksa sisa-sisa seorang pejuang yang tewas dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina, Senin, 26 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Program Pembangunan PBB (UNDP) menyatakan, sekitar 71 juta orang menghadapi kemiskinan karena perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung. Dampak perang terhadap harga pangan dan energi diperkirakan akan meningkatkan jumlah penduduk miskin di dunia.

Menurut laporan UNDP tentang dampak perang Rusia-Ukraina yang dikutip dari Anadolu Agency, sekitar 51 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan dalam tiga bulan pertama perang yang dimulai pada 24 Februari. Jumlah tersebut meningkatkan jumlah orang miskin di dunia menjadi sembilan persen.

Baca Juga

Perang itu juga telah menyebabkan pendapatan harian sekitar 20 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan 3,20 dolar AS di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah. Sementara itu, pandemi Covid-19 menyebabkan hingga 163 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan tahun lalu, sekaligus meningkatkan jumlah orang yang bekerja dengan upah 2,15 dolar AS per hari sebesar 8,1 persen yang merupakan garis kemiskinan ekstrem. Bank Dunia memperkirakan tahun ini angkanya akan naik 75-95 juta.

Selain itu, inflasi makanan diperkirakan akan semakin memukul penduduk miskin. Sementara diperkirakan dua pertiga dari pendapatan per kapita akan digunakan untuk pengeluaran makanan di negara-negara berpenghasilan rendah. Tingkat tersebut diperkirakan akan mencapai seperempat dari pendapatan di negara-negara maju.

Bank Dunia berencana mengurangi rasio orang miskin menjadi tiga persen pada 2030 sebagai target yang sulit dicapai berdasarkan proyeksi pra-pandemi. Sementara target menjadi lebih sulit dicapai dengan pandemi virus korona.

Menurut data PBB, setengah dari pendapatan dunia di bawah garis kemiskinan ekstrim tinggal di Asia Selatan. Orang miskin di Afrika sub-Sahara menyumbang sepertiga dari orang miskin dunia, sementara jumlah orang miskin di Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2015.

Meski konflik internal di Suriah dan Yaman memiliki dampak terbesar di Timur Tengah, dampak pandemi dialami oleh semua kelompok pendapatan. Covid-19 telah memberikan pukulan terbesar pada tujuan global untuk mengurangi kemiskinan dalam 30 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement