Senin 17 Oct 2022 13:20 WIB

Luhut tak Percaya Prediksi Ekonomi 2023

Menurut Luhut saat ini dunia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup besar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berjalan meninggalkan podium usai menyampaikan paparan saat pembukaan State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Senin (17/10/2022). SOE International Conference yang mengangkat tema
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berjalan meninggalkan podium usai menyampaikan paparan saat pembukaan State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Senin (17/10/2022). SOE International Conference yang mengangkat tema

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, situasi perekonomian global penuh dengan ketidakpastian dan terus mengalami dinamika tinggi. Namun, ia menilai tidak ada yang dapat memproyeksi keadaan ekonomi secara tepat dalam waktu lebih dari tiga bulan ke depan. 

Ketidakpercayaannya disampaikan dalam pembukaan State Own Enterprice (SOE) International Conference, yang turut dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir serta mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. "Tidak ada yang bisa menduga, memproyeksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari tiga bulan saat ini. Jadi, saya tidak percaya, Pak Tony Blair, siapa pun tidak bisa memproyeksi status ekonomi lebih dari tiga bulan ke depan karena situasi yang volatile di Ukraina dan di belahan dunia," kata Luhut dalam SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Menurut dia, saat ini dunia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup besar. Namun, Luhut menegaskan pemerintah memiliki tim yang solid untuk menentukan kebijakan yang paling tepat secara cermat menghadapi ketidakpastian ekonomi.

"Kami menyaksikan berbagai informasi, sumber apa pun untuk mengatur strategi dalam rangka menyelesaikan persoalan saat ini," katanya.

Sementara itu, ketidakpastian ekonomi diikuti oleh langkah sejumlah bank sentral di berbagai negara dengan menaikkan suku bunga acuan. 

Salah satunya, Bank Sentral AS The Fed yang telah menaikkan suku bunga hingga 300 basis poin untuk meredam inflasi. Hal ini, kata Luhut, menyebabkan aliran modal asing keluar atau capital outflow di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Berbagai lembaga dunia saat tercatat telah membuat proyeksi ekonomi di tahun depan. Salah satunya Dana Moneter Internasional IMF, yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,7 persen di 2023. Adapun khusus untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5 persen di tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement