Jumat 21 Oct 2022 18:52 WIB

Dua Faktor Ini Bikin Jepang Diprediksi Bakal Diterpa Gelombang Delapan Covid-19

Jepang masih terus mengalami kenaikan jumlah kasus Covid-19.

Red: Reiny Dwinanda
Warga Jepang mendapatkan vaksinasi Covid-19. Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi yang menurun seiring berjalannya waktu. Di samping itu, imunitas yang diperoleh secara alami dari infeksi juga rendah di Jepang. Dua kondisi itu menciptakan risiko terjadinya gelombang ke delapan Covid-19.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko, Pool
Warga Jepang mendapatkan vaksinasi Covid-19. Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi yang menurun seiring berjalannya waktu. Di samping itu, imunitas yang diperoleh secara alami dari infeksi juga rendah di Jepang. Dua kondisi itu menciptakan risiko terjadinya gelombang ke delapan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang kemungkinan besar akan menghadapi gelombang ke delapan infeksi Covid-19. Prediksi itu muncul setelah melihat tren kenaikan jumlah kasus baru di seluruh negeri dan perkembangan kasus di luar negeri, demikian menurut perkiraan para ahli.

"Karena perbandingan orang yang tertular Covid-19 per penduduk di Jepang lebih rendah daripada di banyak wilayah lainnya di dunia, tingkat perolehan imunitas setelah infeksi alami di negara tersebut juga rendah," kata panel penasihat di Kementerian Kesehatan pada pertemuan Kamis (20/10/2022).

Baca Juga

Pada pertemuan itu, para pakar, termasuk ketua panel sekaligus Ketua Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Takaji Wakita menyajikan materi yang menganalisis prediksi tren kasus. Ia mengungkapkan fakta bahwa kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi yang menurun seiring berjalannya waktu.

"Kemungkinan itu menimbulkan risiko gelombang ke delapan infeksi," kata Wakita.

Lebih lanjut, Wakita menyerukan dukungan vaksinasi Covid-19 lebih lanjut. Jumlah kasus baru terkonfirmasi dalam sepekan sampai Rabu naik di hampir semua wilayah di Jepang, dengan jumlah keseluruhan meningkat 1,35 kali lipat dari pekan sebelumnya sekaligus menandai peningkatan pertama dalam delapan pekan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement