Jumat 21 Oct 2022 21:54 WIB

29 Desa di Bantul Siapkan Lokasi Evakuasi Warga Korban Bencana

Sebanyak 29 desa itu adalah wilayah rawan terdampak bencana banjir

Red: Nur Aini
Warga melintasi genangan banjir ilustrasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan 29 desa atau kelurahan telah menyiapkan tempat-tempat evakuasi bagi warga atau korban terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga melintasi genangan banjir ilustrasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan 29 desa atau kelurahan telah menyiapkan tempat-tempat evakuasi bagi warga atau korban terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan 29 desa atau kelurahan telah menyiapkan tempat-tempat evakuasi bagi warga atau korban terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.

"Alhamdulillah di masing-masing kelurahan, terutama yang 29 kelurahan di Bantul sudah dipersiapkan tempat evakuasi," kata Fungsional Logistik dan Peralatan Bidang Subkoordinasi Logistik BPBD Bantul, Dwi Wantoro di Bantul, Jumat (22/10/2022).

Baca Juga

Menurut dia, 29 kelurahan itu adalah yang wilayahnya rawan terdampak bencana banjir, tanah longsor pada musim hujan ini, sehingga oleh forum pengurangan risiko bencana (FPRB) bersama pemerintah desa setempat melakukan antisipasi jika ancaman bencana terjadi.

"Tempat-tempat evakuasi minimal yang sudah pokok adalah di balai desa, dan kami sudah melakukan survei di desa, lokasinya ada yang di rumah pak dukuh (kepala dusun), di bekas gedung sekolah dasar (SD), dan lain sebagainya," katanya.

Dia mengatakan, saat ini di 29 dari total 75 kelurahan di Bantul tersebut sedang proses mengirimkan lokasi tempat evakuasi ke Bupati Bantul maupun BPBD Bantul. Hal itu agar nantinya bisa mendapat dukungan logistik maupun keperluan permakanan, dan kebutuhan pendukung lainnya.

Dwi Wantoro juga mengatakan, di 29 kelurahan tersebut juga sudah dibentuk posko siaga banjir, tanah longsor dan angin kencang, dengan dilengkapi berbagai peralatan pendukung serta sumber daya manusia (SDM) yang disiagakan.

"Jadi 29 desa ini rangking tertinggi tingkat kerawanannya, masing masing desa sudah bahkan di Desa Wukirsari menyiapkan perlengkapannya didukung juga dari Tagana, kemudian di Karang Tengah ada kelengkapan perahu, jadi disesuaikan dengan jenis ancamannya," katanya.

Sementara itu, terkait kejadian dampak bencana hidrometeorologi selama periode Oktober, BPBD Bantul mencatat sedikitnya ada 40 kejadian, dengan sebagian besar tanah longsor, dan sisanya pohon tumbang, erosi atau pengikisan tebing sungai dan talud.

"Dari 40 kejadian itu sudah kita berikan bantuan seperti berupa bronjong untuk tebing yang longsor, jadi penanganannya sifatnya sementara dan setelah ini agar ditindaklanjuti untuk yang permanen. Kemudian ada bantuan berupa peralatan kerja bakti," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement