Rabu 26 Oct 2022 06:08 WIB

PM Palestina Berterima Kasih Dengan Kerja Sama dengan Indonesia

PM Palestina apresiasi hubungan baik dengan Indonesia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menanam pohon meranti dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad I.M. Shtayyeh di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10).
Foto: Republika/dessy suciati
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menanam pohon meranti dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad I.M. Shtayyeh di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad I.M. Shtayyeh mengatakan  Indonesia telah membantu Palestina dengan sangat baik di PBB. Ia mengatakan upaya kemerdekaan Palestina membutuhkan usaha banyak negara sehingga Indonesia sudah bergerak ke arah Palestina.

"Isu penting lainnya pada tahun ini adalah hubungan 33 tahun hubungan bilateral Palestina dan Indonesia. Dan kami sangat bangga, hubungan berjalan dengan sangat baik dan bergerak maju," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga

Shtayyeh mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, ia membahas beberapa isu termasuk menandatangani nota kesepahaman. Dalam kunjungan ini ia membawa menteri luar negeri dan juga delegasi perdagangan.

"Nota kesepahaman yang kami tanda tangani berkaitan dengan perdagangan. Dan sekali lagi kami berterima kasih pada Indonesia yang mengizinkan sejumlah produk Palestina masuk ke pasar Indonesia. Tidak hanya Indonesia tapi juga kawasan secara keseluruhan termasuk minyak zaitun yang mana saat ini sangat terkenal dan kurma," katanya.

"Kami ingin menambah sejumlah isu dan Presiden Yang Terhormat dan kabinetnya sangat terbuka untuk menerima hal-hal lain untuk diperiksa dengan bantuan teknis dan Tunisia menawarkan bantuan pelatihan teknis ke Palestina. Dan yang ketiga berhubungan dengan kemanusiaan. Ini akan memberikan bantuan pada Palestina yang berhubungan dengan mengangkat kemiskinan, membantu sejumlah keluarga yang sangat membutuhkan. Indonesia membangun rumah sakit di Gaza dan kini kami bekerja sama untuk mendirikan di Hebron di selatan Palestina," tambahnya.

 

Ia mengatakan saat ini Palestina juga bekerja sama dengan kerangka CPAP, koalisi kemanusiaan negara-negara Asia. Shtayyeh juga  menyambut upaya Indonesia melatih rakyat Palestina termasuk. Ia mengatakan Palestina bersedia mengirimkan orang dan siswa untuk mendapatkan pelatihan dalam masalah ternak dan lain-lain.

 

"Kami di sini untuk menerima dan saya berterimakasih dengan sambutan ini. Saya melihat anak-anak di jalan, mengibarkan bendera Palestina bersama Indonesia, dalam semangat persaudaraan, dalam semangat kemitraan, dalam semangat untuk perdamaian dan keadilan bagi Palestina," katanya.

Ia mengatakan masih banyak perlu dikerjakan antar kedua negara. Shtayyeh juga berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia di bidang pariwisata.

"Hampir setengah tahun yang lalu sekitar 70 ribu warga Indonesia berkunjung ke Al-aqsa dan terdapat kenaikan yang sangat besar dalam kerja sama dalam pariwisata, keagamaan, hiburan, pendidikan pariwisata dan pariwisata lainnya. Dan pariwisata ke salah satu tempat paling bersejarah di bumi dan tempat Nabi Muhammad terbang ke langit," katanya.

"Tempat ini di mana Nabi Isa lahir. Tempat di mana sebagian besar Nabi sepanjang sejarah dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad meninggalkan jejak. Dengan berbagai cara dan masa. Itulah mengapa Palestina tanah suci karena termasuk tempat suci," tambah Shtayyeh.

"Dan itu termasuk Nabi yang menyebarkan pesan damai dan keadilan melawan ketidakadilan dan melawan berbagai bentuk agresi manusia satu sama lain. Jadi sinilah kami. Dan seperti yang saya katakan potensi untuk lebih baik selalu ada dan selalu mungkin."

Dalam kesempatan yang sama perdana menteri juga membahas tentang normalisasi beberapa negara Arab dengan Israel. Ia menegaskan Arab Saudi masih solid berada di pihak Palestina.

"Jadi apakah saya optimistis dengan solusi dua Negara?  

Terimakasih banyak. Temanku. Pertama-tama, saya ingin memperbaiki informasi anda. Arab Saudi tidak normalisasi. Setiap hubungan dengan Israel, Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman dan Raja Yang Mulia Salman bin Abdulaziz telah menegaskan. Kami menganggap diri kami Arab," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement