Jumat 28 Oct 2022 05:14 WIB

Tangkapan Ikan Nelayan di Lampung Turun, Harga Naik

Kondisi ini sudah berlangsung tiga pekan terakhir.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah buruh nelayan membongkar ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lempasing, Bandar Lampung, Lampung, Jumat (22/10/2021). Nelayan di wilayah itu mengaku hasil tangkapan ikan sejak dua pekan terakhir menurun karena ombak tinggi dan arus air laut serta angin yang kencang yang melanda perairan Lampung. A
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Sejumlah buruh nelayan membongkar ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lempasing, Bandar Lampung, Lampung, Jumat (22/10/2021). Nelayan di wilayah itu mengaku hasil tangkapan ikan sejak dua pekan terakhir menurun karena ombak tinggi dan arus air laut serta angin yang kencang yang melanda perairan Lampung. A

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Para nelayan yang berada di pesisir Kota Bandar Lampung dan sekitarnya banyak yang menambatkan perahu motornya, karena kondisi cuaca belum normal. Dampaknya, hasil tangkapan ikan menurun, harga ikan di pasaran naik.

Nelayan di Kotakarang dan Lempasing, Bandar Lampung lebih memilih menambatkan perahu kapal motornya dibandingkan melaut mencari ikan. Kondisi ini sudah berlangsung tiga pekan terakhir, karena kondisi gelombang laut tinggi.

Baca Juga

“Hampir satu bulan tidak melaut, karena gelombang tinggi. kalau dipaksakan juga hasil tangkapan ikan tidak maksimal,” kata Rudi (52 tahun), nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lempasing, Selasa (25/10/2022).

Menurut dia, nelayan yang menggunakan perahu motor dengan area penebaran jaring di tengah laut mengkhawatirkan kondisi cuaca yang belum normal pada bulan ini. Gelombang laut yang tinggi, ujar dia, tidak memaksimalkan penangkapan ikan dengan jaring. 

Dia mengatakan, beberapa nelayan hanya bisa menggunakan perahu saja untuk menjaring ikan di laut dengan area tidak jauh. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dapur rumah tangga. “Masih ada yang melaut tapi hanya di pinggiran saja, lumayan untuk asap dapur keluarga,” kata Rudi.

Sedangkan nelayan di Kotakarang juga menambatkan kapal motornya sejak dua pekan terakhir. Nelayan di daerah ini belum mau melaut bila kondisi cuaca belum benar-benar normal. Hal tersebut menyebabkan hasil tangkapan ikan menurun.

“Untuk sementara belum melaut, karena gelombang tinggi. Lagi pula tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan dengan hasil tangkapan ikannya,” kata Helmi (35 tahun), nelayan Kotakarang.

Dia mengatakan, sekali melaut untuk pembekalan dibutuhkan hampir Rp 50 juta. Dalam kondisi cuaca ekstrem, angin kencang, dan gelombang tinggi, penjualan dari ikan yang didapat hanya Rp 30 juta saja tidak melebihi modal.

Nelayan di Pulau Pasaran, Sukaraja, dan Gudang Lelang juga tidak banyak yang melaut, sehingga hasil tangkapan ikan untuk memasok TPI di Gudang Lelang dan TPI Lempasing berkurang. Akibatnya, harga ikan di pasar tradisional naik.

Berdasarkan keterangan penjual ikan di Pasar Pasir Gintung, Selasa (25/10), minimnya ikan yang dijual membuat harga jual ikan di pasaran naik dari biasanya. Kenaikan harga berbagai jenis ikan laut berkisar Rp 1.000 sampai Rp 2.500 per kilogramnya.

“Kalau harga jelas naik, karena pasokan ikannya juga berkurang minggu-minggu ini, karena nelayan tidak melaut,” kata Muntako (48 tahun), penjual ikan keliling yang mengambil ikan di TPI Gudang Lelang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement