Jumat 28 Oct 2022 16:36 WIB

Dua Pria Rohingya Ditembak Mati, Keamanan Kamp Cox's Bazar Ditingkatkan

Korban diketahui bernama Ayat Ullah (40) dan Yasin (30).

Red: Teguh Firmansyah
Kamp Pengungsi Rohingya Cox's Bazar
Foto: REUTERS/Cathal McNaughton
Kamp Pengungsi Rohingya Cox's Bazar

REPUBLIKA.CO.ID,  DHAKA -- Dua pria Rohingya kembali ditembak mati di sebuah kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh pada Kamis (27/10). Pembunuhan itu terjadi hanya sehari setelah seorang pegiat Rohingya mengalami hal serupa di kamp tersebut.

"Sekelompok orang bersenjata dan bertopeng memaksa masuk ke kamp pengungsi-17 dan menembaki pria Rohingya, sehingga langsung menewaskan salah satu di antaranya di tempat dan melukai seorang lainnya yang akhirnya meninggal di rumah sakit," ungkap pejabat setempat S.M. Ishtiaque Shahriar kepada Kantor Berita Anadolu.

Baca Juga

Korban bernama Ayat Ullah (40) dan Yasin (30) dan motif pembunuhan masih belum diketahui. "Keamanan telah ditingkatkan dan polisi mulai melakukan operasi untuk menangkap si pelaku," katanya.

Dalam 13 hari terakhir, enam pria Rohingya tewas termasuk satu pemimpin muda Rohingya yang ditembak mati di dalam kamp pada Rabu. Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) diduga menjadi dalang di balik pembunuhan ini. Demikian menurut polisi dan pengungsi Rohingya.

ARSA, yang dulunya bernama Harakah al-Yaqin, adalah kelompok pemberontak Rohingya yang beroperasi di Negara Bagian Rakhine utara, Myanmar.

Sebelumnya pada Rabu pagi, sejumlah (pemimpin komunitas) Rohingya Majhi yang berbicara kepada Anadolu dan meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan mereka tidak membagikan informasi detail ke media lantaran juga merasa takut dibunuh.

Menurut data resmi, lebih dari 120 pengungsi tewas di sejumlah kamp dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya Dewan Rohingya Eropa menyampaikan keprihatinan atas pembunuhan tersebut.

Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya, kebanyakan di kamp pengungsi Cox?s Bazar. Mereka melarikan diri dari penindasan brutal militer di negara bagian asalnya di Rakhine pada Agustus 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement