Ahad 30 Oct 2022 22:48 WIB

Muslim Texas Bersatu untuk Lawan Kekerasan dalam Rumah Tangga

Segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga bertentangan dengan ajaran Islam.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Fakhruddin
Muslim Texas Bersatu untuk Lawan Kekerasan dalam Rumah Tangga (ilustrasi).
Foto: Foto : MgRol112
Muslim Texas Bersatu untuk Lawan Kekerasan dalam Rumah Tangga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TEXAS -– Akhir tragis sebuah keluarga Muslim di Houston di mana sang suami membunuh istri, anak perempuan, dan ibu mertuanya sebelum mengakhiri hidupnya sendiri telah mengirimkan gelombang kejutan di kalangan komunitas Muslim. Peristiwa ini mendorong Muslim Texas bersatu untuk memerangi kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan di komunitas mereka.

“Itu adalah sinyal bahwa komunitas kami siap untuk membicarakan hal ini,” kata Aisha U-Kiu, Wakil Presiden Dewan Islam Texas Utara, merujuk pada tragedi keluarga Sadia Manzoor, menurut laporan The Dallas Morning News dilansir dari About Islam, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga

Terkejut dengan insiden itu, U-Kiu mengatakan dia terkesan dengan tanggapan beberapa pemimpin di komunitas Muslim Houston, yang mengecam kekerasan dalam keluarga. Misalnya, Shpendim Nadzaku, seorang imam dan cendekiawan tetap dari Islamic Center of North Texas, mengatakan bahwa dia berkomitmen untuk mengumpulkan imam-imam lain untuk meningkatkan kesadaran tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan di komunitas Muslim.

Dukungan

Seruan Nadzaku kepada para imam mendapat tanggapan segera, dengan banyak yang mengatakan bahwa mereka bersedia untuk mengatasi masalah ini dari mimbar masjid mereka.

“Mereka berada dalam posisi unik di mana mereka memiliki akses ke orang-orang yang mungkin tidak memikirkan kekerasan dalam rumah tangga atau kesehatan mental, namun memengaruhi sikap mereka terhadap topik tersebut,” kata Dr. Samaiya Mushtaq, seorang psikiater yang berbasis di Dallas yang memfokuskan pendidikannya dan kegiatan sosialisasi kepada komunitas Muslim.

Mona Kafeel, Direktur eksekutif Yayasan Wanita Muslim Texas mengatakan, mereka perlu mendidik para pemimpin agama di komunitas Muslim tentang sumber daya yang tersedia bagi para penyintas kekerasan dalam rumah tangga. “Imam menjadi penanggap pertama, dan tidak semua orang siap menjadi penanggap pertama,” kata Kafeel.

“Kami membutuhkan pemimpin agama, pemimpin yang bersatu, kami membutuhkan anak-anak usia kuliah yang membicarakannya. Ini seperti binatang buas yang harus kita serang dari semua sudut,"katanya.

Cendekiawan Muslim menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga bertentangan dengan ajaran Islam. Ada banyak kelompok Muslim yang menawarkan dukungan bagi perempuan yang melarikan diri dari pelecehan di Amerika Utara.

Sakeenah Homes, didirikan pada tahun 2018, sudah mengoperasikan perumahan transisi dan mendukung wanita Muslim dan anak-anak mereka di Brampton, London, Montreal, Ottawa, Toronto dan sekarang Winnipeg. Nisa Homes, sebuah kelompok yang berbasis di Mississauga, juga menawarkan rumah transisi bagi perempuan Muslim, imigran dan pengungsi dan anak-anak yang mencari perlindungan setelah melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement