Senin 31 Oct 2022 16:36 WIB

Ancaman Krisis, Menkeu Sebut RI Telah Diuji Berkali-kali

Menkeu sebut RI telah lewati krisis tahun 1997 hingga pandemi Covid-19.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia juga telah berhasil memulihkan diri dari krisis pandemi Covid-19 yang telah menimpa selama hampir tiga tahun, sedangkan saat ini sedang diuji dengan kondisi geopolitik global yang tidak menentu.
Foto: ANTARA/POOL/Fikri Yusuf
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia juga telah berhasil memulihkan diri dari krisis pandemi Covid-19 yang telah menimpa selama hampir tiga tahun, sedangkan saat ini sedang diuji dengan kondisi geopolitik global yang tidak menentu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut Indonesia telah mampu bertahan dari beragam tantangan mulai dari gejolak keuangan pada 1997 sampai 1998. Hal ini diikuti naik turunnya harga komoditas hingga gejolak krisis global 2008 sampai 2009.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia juga telah berhasil memulihkan diri dari krisis pandemi Covid-19 yang telah menimpa selama hampir tiga tahun, sedangkan saat ini sedang diuji dengan kondisi geopolitik global yang tidak menentu.

"Kita telah diuji dengan tantangan, yaitu gejolak keuangan 1997-1998, gejolak naik turunnya harga komoditas, krisis global 2008-2009, sekarang kita diuji dengan pandemi, geopolitik, dan tantangan resesi global,” ujarnya saat webinar Upacara Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia ke-76, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, setiap tantangan memiliki pola yang berubah dalam menghadapinya sehingga kebijakan fiskal dan keuangan negara harus adaptif, responsif dan fleksibel agar mampu menyesuaikan diri. Terlebih lagi, bayang-bayang resesi global pada tahun depan hingga krisis perubahan iklim turut menimpa Indonesia, sehingga kebijakan fiskal dan keuangan negara harus tanggap.

“Ini bukan sebuah tantangan yang mudah, polanya berubah,” ucapnya.

Sri Mulyani menegaskan, kebijakan fiskal dan keuangan negara harus selalu adaptif, responsif, fleksibel, akuntabel, transparan, dan memiliki tata kelola yang baik agar mampu menghadapi berbagai tantangan. “Itu menjadi kunci untuk menjaga masyarakat, perekonomian Indonesia dan keuangan,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement