Jumat 04 Nov 2022 19:26 WIB

Varian XBB Diprediksi Telah Masuk Yogya, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat

Dengan vaksinasi juga melindungi mereka yang belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Warga mengikuti vaksinasi Covid-19 booster di Klinik Mediska Yogyakarta, Jumat (16/9/2022). Capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk dosis 3 atau booster saat ini terpantau di angka 26,59 persen. Sementara target dan sasaran peserta vaksinasi menurut data Kementerian Kesehatan angka vaksinasi nasional untuk dosis 1 telah mencapai 87,03 persen dan dosis 2 di angka 72,8 persen.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga mengikuti vaksinasi Covid-19 booster di Klinik Mediska Yogyakarta, Jumat (16/9/2022). Capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk dosis 3 atau booster saat ini terpantau di angka 26,59 persen. Sementara target dan sasaran peserta vaksinasi menurut data Kementerian Kesehatan angka vaksinasi nasional untuk dosis 1 telah mencapai 87,03 persen dan dosis 2 di angka 72,8 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Covid-19 subvarian Omicron XBB diperkirakan sudah ke DIY mengingat saat ini kasus terkonfirmasi positif melonjak. Masyarakat pun diminta untuk memenuhi vaksinasi terutama booster.

Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi mengatakan, penyebaran subvarian ini sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya. Dengan sudah divaksin, bisa menghindari yang terinfeksi memiliki gejala berat.

Baca Juga

"Daya penyebaran yang sedemikian cepat yang saat ini ya XXB, minimal kalau terinfeksi ringan (kalau sudah divaksin). Karena sudah terbukti bahwa banyak paper (penelitian) menyebutkan, dengan vaksinasi derajat keparahan pasien menjadi lebih ringan, kuncinya vaksin," kata Gunadi kepada Republika, Jumat (4/11/2022).

Gunadi menuturkan, dengan vaksinasi juga melindungi mereka yang belum bisa mendapatkan vaksinasi dari penyebaran Covid-19. Seperti anak di bawah enam tahun yang belum dapat divaksin, termasuk mereka yang tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan.

"Kalau misalnya terlindungi katakanlah dia (yang sudah divaksin) 80 persen, itu bisa melindungi sisa yang 20 persen itu, melindungi orang-orang yang belum bisa tervaksin," ujarnya.

"Misalnya anak-anak kan masih belum boleh, kan kasihan kalau anak-anak terinfeksi. Jadi melindungi mereka-mereka yang belum mendapat kesempatan untuk vaksinasi. Yang diatas enam tahun tahun yang sudah bisa vaksin tolong dipenuhi booster-nya," tambah Gunadi.

Untuk itu, Gunadi menekankan agar masyarakat yang belum memenuhi booster untuk segera divaksin. Terlebih, saat ini capaian booster di DIY secara keseluruhan belum mencapai 50 persen.

"Polio dan campak misalnya, turun dengan vaksinasi. Sesimpel itu sebetulnya Covid-19 itu, kita jangan dianggap rumit karena masyarakat tidak mau vaksin. Coba kalau vaksinnya tinggi, nanti seperti polio akan hilang, hilang dalam artian itu gejala ringan," jelas Gunadi.

Terkait dengan subvarian Omicron XBB, Gunadi memperkirakan sudah masuk ke DIY pada Oktober 2022. Namun, hal ini masih harus diperiksa lebih lanjut dengan metode whole genome sequencing (WGS).

Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan WGS sebelumnya dengan sampel yang diambil yakni periode Agustus dan September. Namun, hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukkan belum ditemukannya subvarian Omicron XBB.

Dengan begitu, pihaknya akan kembali melakukan pemeriksaan dengan WGS ini pekan depan. Sampel yang akan diperiksa direncanakan sebanyak 96 sampel. '

"Jadi (saat ini) belum bisa disimpulkan (secara pasti lewat WGS) karena hasil WGS (yang baru) belum keluar untuk Yogya," jelasnya.

Sampel yang akan diambil untuk pemeriksaan pekan depan itu yakni periode Oktober dan November. Menurut Gunadi, hasil WGS ini baru akan keluar sekitar satu pekan.

"(WGS) Yang terbaru baru mau running pekan depan yang sampel swab-nya Oktober dan November. Rata-rata kita running 96 sampel dan hasil keluar biasanya semingguan dengan proses pembacaan kalau lancar," tambahnya. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement