Senin 07 Nov 2022 22:11 WIB

Menko: Presidensi G20 Sumbang Rp 7,4 Triliun ke Ekonomi RI

Seluruh kegiatan Presidensi G20 digelar di 25 kota di Indonesia.

Red: Nidia Zuraya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Presidensi G20 di Indonesia menyumbang Rp 7,4 triliun terhadap perekonomian domestik.
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Presidensi G20 di Indonesia menyumbang Rp 7,4 triliun terhadap perekonomian domestik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Presidensi G20 di Indonesia menyumbang Rp 7,4 triliun terhadap perekonomian domestik. Kontribusi tersebut meliputi konsumsi secara langsung sebesar Rp 1,7 triliun.

Selain itu, tenaga kerja yang diserap dari kegiatan langsung perhelatan G20 Indonesia maupun dari kegiatan UMKM tercatat mencapai 33 ribu. "Selama Presidensi G20 ini, telah digelar kegiatan berjumlah 438 yang terdiri dari ministerial meeting, working group, engagement group, dan side event," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Kuartal ke-3 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan realisasi kegiatan tersebut melebihi jumlah hari dalam satu tahun. Adapun seluruh kegiatan itu dilakukan di 25 kota.

Dengan seluruh kegiatan yang ada, Airlangga mengungkapkan hampir seluruh negara rekanan Indonesia mengaku G20 Indonesia menjadi perhelatan G20 yang paling meriah. Sejauh ini untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang akan diselenggarakan di Bali, sudah terdapat 2.500 orang yang sudah mendaftar dari 39 delegasi, yang meliputi 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 lembaga dunia.

Maka dari itu, ia berpendapat KTT G20 tersebut pun akan membuat perekonomian secara nasional baik dan dari segi rekognisi, Indonesia akan menjadi perhatian puncak dunia dalam perhelatan G20. "Tentu dampaknya adalah dampak ke depan apalagi pada saat G20 ini, ekonomi Indonesia tumbuh baik di level 5,72 persen dengan inflasi yang bisa ditekan turun di level 5,7 persen," jelasnya.

Oleh karenanya, Mantan Menteri Perindustrian ini menilai Indonesia kini memiliki performa yang baik dalam memimpin G20 serta keketuaan ASEAN. Dengan demikian hal tersebut akan membuat Indonesia semakin diperhitungkan.

Apalagi, berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli, ekonomi Indonesia kini menjadi nomor tujuh di dunia dan kemungkinan akan masuk ke peringkat empat besar lebih cepat, yaitu di tahun 2030.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement