Jumat 11 Nov 2022 20:02 WIB

Moeldoko Pernah Ancam Robohkan Mercusuar Negara Tetangga

Negara tetangga tersebut akhirnya membongkar sendiri mercusuar.

Red: Teguh Firmansyah
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan sambutan saat Peluncuran Buku M-Leadership Berani Memimpin di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022, JCC, Senayan , Jakarta, Kamis (10/11/2022). Buku ini mengispirsi para pembacanya untuk belajar memahami proses pembentukan dan pengembangan jiwa kepemimpinan dari Moeldoko. Prayogi/Republika
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan sambutan saat Peluncuran Buku M-Leadership Berani Memimpin di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022, JCC, Senayan , Jakarta, Kamis (10/11/2022). Buku ini mengispirsi para pembacanya untuk belajar memahami proses pembentukan dan pengembangan jiwa kepemimpinan dari Moeldoko. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko membenarkan bahwa ia pada pertengahan 2014 pernah mengancam akan merobohkan mercusuar negara tetangga. Mercusuar itu berdiri di salah satu pulau terdepan Indonesia.

"Iya betul," kata Moeldoko membenarkan perihal ancaman tersebut sebagaimana siaran pers diterima di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Baca Juga

Moeldoko memberikan klarifikasi atas pernyataan Mantan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dalam peluncuran buku karya Moeldoko berjudul "M-Leadership, Berani Memimpin" di Balai Sidang Jakarta, Kamis (10/11).

Dalam peluncuran buku itu, Purnomo menceritakan dirinya pada pertengahan 2014 mendapat informasi tentang aksi negara tetangga yang mendirikan mercusuar di salah satu pulau terdepan Indonesia. Status pulau terdepan saat itu masih dalam status sengketa.

Kemudian, Purnomo menerima telepon dari Moeldoko yang saat itu masih menjabat Panglima TNI. "Kita akan robohkan mercusuarnya, kalau sampai dua bulan masih di sana," kata Purnomo menirukan pernyataan Moeldoko saat itu.

Moeldoko kemudian menceritakan akhirnya negara tetangga tersebut membongkar mercusuar.

"Tetapi setelah saya pensiun, saya malah mendapat gelar kehormatan dari negara tersebut," kata Moeldoko yang tidak menyebutkan secara spesifik siapa negara tetangga itu.

Moeldoko juga menjelaskan mengenai gaya kepemimpinannya. Dia mengatakan lebih menyukai tim yang berani mengambil keputusan untuk langsung bekerja.

Hal itu seperti dengan slogan di sampul buku Moeldoko, yakni "Move, Motivate, Make a Difference". Kata 'Move' atau bergerak disebut terlebih dahulu daripada 'Motivate' atau motivasi.

"Biarkan anak buah menjalankan tugas sambil berpikir," ujar Moeldoko.

Turut hadir dalam peluncuran buku tersebut, Direktur Teknik PT. Mobil Anak Bangsa (MAB) Bambang Tri Soepandji yang menjadi salah satu penanggap. Bambang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan Moeldoko 'edan'.

"Masih mbak. Bos saya ini edan kok," kata Bambang yang menjawab pertanyaan moderator mengenai gaya kepemimpinan Moeldoko.

Menurut Bambang, jika MAB tidak dipimpin Moeldoko, tidak mungkin perusahaan itu bisa tumbuh secepat sekarang.

Acara peluncuran buku tersebut ditutup dengan penandatanganan buku oleh Moeldoko kepada pembeli perdana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement