Sabtu 12 Nov 2022 17:50 WIB

Jelang KTT G20, Luhut Ajak Masyarakat Jaga Citra Baik Indonesia

Luhut sebut penyelenggaraan G20 dorong konsumsi domestik Rp 1,7 triliun

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan 17 kepala negara menyatakan kehadirannya pada puncak KTT G20 di Bali 15-16 November mendatang.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan 17 kepala negara menyatakan kehadirannya pada puncak KTT G20 di Bali 15-16 November mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Dalam rangka menyambut perhelatan puncak KTT G20 di  Bali, Menko Luhut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa terus menjaga citra dan wajah baik Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan melakukan konferensi pers bertajuk ‘Siap Sambut G20’. Berlokasi di Media Center, Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung.

Beliau mengajak seluruh masyarakat untuk bisa terus menjaga citra baik Indonesia di mata dunia. Menurutnya hal tersebut menjadi sangat penting karena posisi Indonesia sendiri saat ini menjadi tuan rumah dan juga menjadi Presidensi G20.

“Saya mengajak kita semua untuk terus menjaga wajah Indonesia di mata dunia selaku tuan rumah sekaligus keketuaan G20 tahun ini,” katanya pada Sabtu (12/11).

Lebih lanjut, Menko Luhut menjelaskan bahwa tujuan utama dari Presidensi G20 Indonesia yang dilakukan di Bali adalah supaya bisa mendorong dunia pulih secara bersama-sama.

Termasuk juga untuk bisa terus menyebarkan aura persahabatan dan perdamaian di dunia.“Dari Bali kita ingin mengajak dunia untuk pulih bersama, untuk bangkit lebih kuat, dengan bergotong-royong serta membawa perdamaian bagi masyarakat dunia. Bali memberikan aura persahabatan, Bali memberikan aura perdamaian,” ucap Luhut.

Menko Marves berusia 75 tahun tersebut kemudian menjelaskan bagaimana dampak manfaat diselenggarakannya KTT G20. Ternyata banyak sekali dampak baik dari forum G20, utamanya untuk Indonesia sendiri.

Dirinya menuturkan bahwa perekonomian nasional menjadi sangat terbantu, belum lagi kepercayaan dunia juga langsung turut meningkat.

Bahkan saat ini dunia tengah menganggap Indonesia berperan sangat strategis dala percaturan global sehingga mendatangkan pula kepercayaan para investor.

“Kegiatan ini (KTT G20) telah memberikan dampak bukan hanya kepada ekonomi nasional maupun Bali, tapi juga kepercayaan internasional bahwa Indonesia memiliki peran strategis dalam percaturan global dan merupakan tempat investasi yang sangat-sangat strategis,” terang Menko Luhut.

Pada konferensi pers itu, Luhut juga membeberkan data mengenai seperti apa kontribusi konkret dari adanya G20 pada PDB Indonesia.

Terbukti bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air pada tahun 2022 ini diperkirakan akan mencapai Rp 7,5 triliun berkat penyelenggaraan G20.

“Diperkirakan kontribusi G20 mencapai 533 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,5 triliun terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2022,” jelasnya.

Tidak hanya sekedar PDB saja, namun konsumsi domestik juga ikut meningkat dengan perkiraan bisa naik sampai Rp 1,7 triliun.

Pelaksanaan G20 di Bali juga mampu menyerap banyak sekali jumlah tenaga kerja, hingga lebih dari 33 ribu orang. “Konsumsi domestik yang didorong oleh rangkaian forum G20 ini diperkirakan naik sampai Rp 1,7 triliun dan membangkitkan serapan tenaga kerja hingga lebih dari 33.000 orang, terutama pada sektor transportasi, akomodasi, meeting, incentive conference exhibiton dan usaha mikro kecil dan menengah,” ucap Luhut.

Pada kesempatan itu, dirinya kembali mengajak seluruh masyarakat untuk bisa mendoakan agar G20 bisa berjalan dengan sukses dan membawa banyak sekali kebermanfaatan bagi pemulihan dunia.

“Saya sekali lagi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan kesuksesan Indonesia membawa forum KTT G20 bermanfaat untuk dunia,” pungkasnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Hujurat ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement