Senin 14 Nov 2022 10:01 WIB

BKPM Targetkan Ada 1,3 Juta Lapangan Kerja Baru hingga Akhir 2022

Menteri Investasi sebut penciptaan lapangan kerja baru lewat BPKM terus meningkat

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis penciptaan lapangan kerja melalui investasi di sektor riil akan terus meningkat hingga akhir tahun. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan realisasi investasi.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis penciptaan lapangan kerja melalui investasi di sektor riil akan terus meningkat hingga akhir tahun. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan realisasi investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis penciptaan lapangan kerja melalui investasi di sektor riil akan terus meningkat hingga akhir tahun. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan realisasi investasi.

"Kalau diihat dari tahun ke tahun, penciptaan lapangan pekerjaan lewat BKPM atau Kementerian Investasi terus mengalami kenaikan," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Ahad (13/10/2022). 

Berdasarkan data BKPM, sepanjang sembilan bulan pertama 2022, investasi yang sudah terealisasi mencapai Rp 892,4 triliun. Realisasi investasi tersebut menyerap tenaga kerja hingga 965.122 orang. 

Seiring bergairahnya FDI serta Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Bahlil menargetkan penciptaan lapangan kerja baru hinga akhir 2022 mencapai 1,3 juta. Angka tersebut naik dibandingkan sepanjang tahun 2021 lalu yang hanya 1,20 juta. 

Di sisi lain, Bahlil mengakui, tenaga kerja Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya kemampuan yang masih terbatas terutama terkait teknologi. 

Menurut Bahlil, saat ini penting sekali menciptakan generasi yang mempunyai kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasar. Pasalnya, banyak investor asing yang masuk ke Indonesia dengan membawa teknologi tinggi dan padat modal. 

Bahlil juga mengaku pihaknya sangat selektif memberikan rekomendasi tenaga kerja, khususnya untuk Tenaga Kerja Asing (TKA). "Kami hanya memberikan rekomendasi untuk yang tidak ada spesifikasinya di Indonesia atau pada tingkat manajer tertentu," kata Bahlil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement