Rabu 16 Nov 2022 08:57 WIB

Biden Gelar Rapat Darurat di Sela-Sela G20 Bahas Dugaan Serangan Rusia ke Polandia 

Sejumlah pemimpin dunia ikut dalam rapat itu, termasuk memanggil dubes Polandia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebagai Presiden Prancis Emmanuel Macron, kiri, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendengarkan selama pertemuan para pemimpin G7 dan NATO di Bali, Indonesia, Rabu, 16 November 2022. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (16/11/2022) menggelar rapat darurat bersama para pemimpin global untuk bahas dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia.
Foto: Doug Mills/ The New York Times melalui AP
Presiden Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebagai Presiden Prancis Emmanuel Macron, kiri, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendengarkan selama pertemuan para pemimpin G7 dan NATO di Bali, Indonesia, Rabu, 16 November 2022. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (16/11/2022) menggelar rapat darurat bersama para pemimpin global untuk bahas dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (16/11/2022) menggelar rapat darurat bersama para pemimpin global untuk bahas dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia. Rapat darurat itu digelar di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia.

Para pemimpin dari Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, Italia, Prancis, dan Inggris ikut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Sementara Polandia memanggil duta besar Rusia untuk meminta penjelasan terkait dugaan serangan rudal itu. 

Baca Juga

Dua orang tewas dalam ledakan di sebuah desa di Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina pada Selasa (15/11/2022). Ledakan itu diduga disebabkan oleh rudal Rusia. 

Ledakan itu terjadi setelah Rusia menghantam kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal pada Selasa. Menurut Ukraina, ini adalah gelombang serangan terberat dalam hampir sembilan bulan setelah invasi Rusia. Beberapa rudal menghantam Kota Lviv, yang terlerak kurang lebih 80 kilometer dari perbatasan Polandia.  

Kemungkinan ledakan di Polandia diakibatkan oleh serangan Rusia yang disengaja atau tidak disengaja. Ledakan ini telah menimbulkan kekhawatiran. Seorang pejabat NATO mengatakan, aliansi sedang menyelidiki laporan dan berkoordinasi erat dengan Polandia.

Associated Press yang mengutip seorang pejabat senior intelijen AS melaporkan, ledakan terjadi di desa Przewodow, Polandia timur. Radio ZET Polandia juga melaporkan bahwa dua rudal nyasar menghantam Przewodow, dan menewaskan dua orang. Desa ini berjarak 6 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina. 

Ledakan diduga disebabkan oleh rudal Rusia yang melintas ke Polandia. Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS tidak dapat memastikan rudal Rusia telah mendarat di wilayah Polandia.

“Kami mengetahui laporan pers yang menyatakan bahwa dua rudal Rusia telah menyerang lokasi di dalam Polandia dekat perbatasan Ukraina. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami tidak memiliki informasi apa pun saat ini untuk menguatkan laporan tersebut dan sedang menyelidiki ini lebih jauh," kata juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Patrick Ryder. 

Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan bahwa rudal Rusia telah mendarat di Polandia. Kementerian menggambarkan tuduhan sebagai provokasi yang disengaja untuk meningkatkan eskalasi.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyerukan pertemuan darurat komite pemerintah untuk urusan keamanan dan pertahanan nasional pada Selasa malam. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding bahwa rudal Rusia menghantam Polandia. Pejabat senior Jerman, Norwegia, Lituania, dan Estonia mengatakan, mereka mencoba mengumpulkan banyak informasi bersama dengan Polandia dan sekutu lainnya.

"Ini adalah insiden yang sangat serius tetapi masih banyak yang simpang siur," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt.  

Sirene serangan udara meraung dan ledakan terdengar di hampir seluruh kota besar Ukraina. Bunyi sirine ini menggemakan pola dalam beberapa minggu terakhir saat Moskow menyerang jauh dari garis depan setelah kalah di medan perang.

Rusia telah meluncurkan 110 rudal dan 10 drone serangan buatan Iran ke Ukraina pada sore hari. Zelenskyy mengatakan, target utama serangan rudal adalah infrastruktur energi. Zelenskyy mengatakan serangan semacam itu semakin memperkuat tekad Ukraina untuk mengusir pasukan Rusia.

"Sudah jelas apa yang diinginkan musuh. Dia tidak akan mencapai ini," kata Zelenskyy dalam sebuah video yang dibagikan di aplikasi Telegram.  

Di Ibu Kota Kiev, api keluar dari blok apartemen berlantai lima. Menurut penduduk setempat apartemen itu diduga terkena serangan rudal. Layanan darurat mengatakan satu orang dipastikan tewas dan satu lainnya terluka.  Serangan atau ledakan lainnya dilaporkan terjadi di sejumlah kota mulai dari Lviv dan Zhytomyr di bagian barat hingga Kryvy Rih di selatan dan Kharkiv di timur.  

Pejabat daerah melaporkan beberapa serangan telah mematikan listrik, air dan pemanas. Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan, serangan itu telah menyebabkan jutaan warga Ukraina kehilangan pasokan energi di 16 dari 24 wilayah Ukraina termasuk Kiev. 

Pekan lalu, Moskow mengatakan pasukannya akan menempati posisi yang lebih mudah dipertahankan di tepi seberang Sungai Dnipro yang membelah Ukraina. Juru bicara militer Ukraina, Natalya Humenyuk, mengatakan, Moskow tampaknya memposisikan ulang pasukan dan artileri sejauh 15-20 kilometer dari Dnipro, untuk melindungi senjatanya dari serangan balasan Ukraina.

"Rusia memiliki artileri yang masih mampu menyerang Kherson dari posisi baru itu, tetapi kami juga memiliki sesuatu untuk menanggapinya," kata Humenyuk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement