Senin 21 Nov 2022 13:27 WIB

Peringatan dari Jokowi Jelang Pemilu: Jangan Politisasi Agama

Indonesia, kata Jokowi, pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama.

Red: Andri Saubani
 Presiden Joko Widodo. Jokowi mengingatkan para politisi untuk tidak menggunakan politik SARA atau identitas pada Pemilu 2024. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ATHIT PERAWONGMETHA
Presiden Joko Widodo. Jokowi mengingatkan para politisi untuk tidak menggunakan politik SARA atau identitas pada Pemilu 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Muhammad Noor Alfian, Febrianto Adi Saputro, Antara

Saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyelipkan pesan politik. Ia mengingatkan para bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang Pemilu 2024.

Baca Juga

"Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan. Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik-politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan," kata Jokowi. 

Dalam pidatonya itu, Jokowi berkali-kali menyerukan untuk tidak memanfaatkan isu agama dalam kontestasi politik. Bangsa Indonesia, kata Jokowi, pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama, maupun politisasi suku, ras atau golongan. Oleh karena itu, kata Jokowi, cara-cara berpolitik dengan memanfaatkan isu SARA harus dihindari. 

"Lakukan politik-politik gagasan, politik-politik ide. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas jangan," kata dia.

Jokowi mengingatkan politisasi SARA akan sangat berbahaya bagi negara yang memiliki kondisi keberagaman seperti Indonesia. Kepala Negara meminta para bakal capres-cawapres untuk menjaga situasi politik agar tetap sejuk.

"Sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter hangat sedikit, syukur bisa adem," kata dia.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyebutkan, bahwa bakal capres dan cawapres 2024-2029 Hadi di Munas HIPMI ke-17 di Kota Solo, Senin. Namun, Jokowi tidak menyebut siapa mereka yang hadir itu.

"Kedua yang berkaitan dengan politik, yang berkaitan dengan politik saya hanya titip pada calon-calon presiden calon-calon wakil presiden yang hadir di sini. Saya tidak mau sebut siapa tadi secara blak-blakan menteri investasi sudah sampaikan," kata Jokowi dalam sambutannya, Senin.

Jokowi menyampaikan bahwa pihaknya hanya ingin menitipkan di mana kondisi dunia yang sangat rentan. Semuanya harus menjaga kondusivitas situasi politik itu dingin.

"Saya titip dalam kondisi yang rentan semua menjaga agar kondusivitas politik itu tetap adem kalau bisa, kalau tidak bisa paling banter ya anget tapi jangan panas," kata Jokowi.

Jokowi sekali lagi menegaskan bahwa situasi kondisi dunia sedang tidak normal. Pihaknya mengatakan bahwa ada 14 negara sudah masuk menjadi pasiennya International Monetary Fund (IMF).

"14 negara sudah masuk dalam posisi pasien IMF, tahun 97-98 itu hanya 5 negara masuk pasien IMF itu saja sudah geger, ini sudah 14 negara masuk menjadi pasien IMF dan 28 negara ngantri di depan IMF lagi, diperkirakan sampai angka 66 dan itu tidak mungkin mendapatkan bantuan semuanya, tidak mungkin," tegas Jokowi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement