Rabu 23 Nov 2022 05:35 WIB

Kremlin: Tidak akan Ada Kemajuan Besar di PLTN Zaporizhzhia

Moskow kembali menuduh Kiev menembaki PLTN tersebut dan menimbulkan resiko.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Gambar satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan enam reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina yang diduduki Rusia, Jumat, 19 Agustus 2022. Kyiv dan Moskow terus saling menuduh menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang memicu kekhawatiran internasional akan terjadinya ledakan. bencana di benua itu.
Foto: Satellite image ©2022 Maxar Technologies via
Gambar satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan enam reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina yang diduduki Rusia, Jumat, 19 Agustus 2022. Kyiv dan Moskow terus saling menuduh menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang memicu kekhawatiran internasional akan terjadinya ledakan. bencana di benua itu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan tidak ada perubahan yang substantif yang mengarah pada pendirian zona keamanan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di selatan Ukraina. Moskow kembali menuduh Kiev menembaki PLTN tersebut dan menimbulkan resiko. Ukraina membantah tuduhan tersebut dan menuding balik Rusia.

"Berbicara tentang zona keamanan, satu-satunya yang harus bicara adalah siapa yang menembaki stasiun ini, Siapa ancamannya? Ancamannya yang membombardirnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa (22/11/2022).

PLTN Zaporizhzhia yang Rusia duduki tidak lama setelah invasi 24 Februari kembali dihantam tembakan roket pada akhir pekan lalu. Lembaga pemantau nuklir PBB (IAEA) meminta agar didirikan zona keamanan di sekitar PLTN itu demi mencegah bencana nuklir.

Peskov mengatakan Rusia akan terus berbicara dengan IAEA. Sebelum invasi Rusia, PLTN itu menyediakan seperlima listrik Ukraina. PLTN itu terpaksa beberapa kali menggunakan generator untuk menyalakan listriknya.

Tembakan ke arah PLTN itu menimbulkan kekhawatiran terjadinya tragedi yang sama seperti Chernobyl tahun 1986 yang berjarak sekitar 500 kilometer dari PLTN Zaporizhzhia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement