Rabu 23 Nov 2022 14:53 WIB

Jepang Sepakati Bantuan untuk Pengungsi Rohingya di Pulau Bhasan Char

Jepang dan UNFPA menandatangani kesepakatan bantuan 3,7 juta dolar AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah etnis Rohingya berjalan menunju tempat istirahat setelah dievakuasi warga di Desa Bluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Rabu (16/11/2022). Jepang dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) menandatangani bantuan senilai 3,7 juta dolar AS untuk pengungsi Rohingya di Pulau Bhasan Char di Teluk Benggala, Bangladesh.
Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Sejumlah etnis Rohingya berjalan menunju tempat istirahat setelah dievakuasi warga di Desa Bluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Rabu (16/11/2022). Jepang dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) menandatangani bantuan senilai 3,7 juta dolar AS untuk pengungsi Rohingya di Pulau Bhasan Char di Teluk Benggala, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) menandatangani bantuan senilai 3,7 juta dolar AS untuk pengungsi Rohingya di Pulau Bhasan Char di Teluk Benggala, Bangladesh. Sejak Desember tahun lalu, Dhaka telah memindahkan hampir 20 ribu pengungsi Rohingya ke Bhasan Chan.

"Kontribusi tersebut akan digunakan untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan seksual dan reproduksi, melindungi martabat dan keselamatan perempuan dan anak perempuan dari kekerasan berbasis gender dan memberdayakan remaja dan pemuda," kata Kedutaan Besar Jepang di Dhaka seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga

Sebelumnya, PBB menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Bangladesh untuk layanan kemanusiaan dan penting lainnya di pulau itu. Kelompok-kelompok internasional dan Rohingya sendiri telah berulang kali menentang rencana pemindahan pengungsi ke pulau yang terletak sekitar 50 kilometer di lepas pantai barat daya negara itu. Sebab pulau itu benar-benar terputus dari daratan dan berisiko tinggi terhadap bencana alam.

"Sementara banyak perempuan dan anak perempuan menderita masalah kesehatan reproduksi dan kekerasan berbasis gender akibat krisis Rohingya yang berkepanjangan, bantuan ke daerah-daerah itu relatif langka,” kata Duta Besar Jepang untuk Bangladesh ITO Naoki.

"Karena krisis Rohingya telah memasuki tahun keenam, sangat penting untuk melanjutkan pendanaan untuk kehidupan para pengungsi yang lebih baik dan bermartabat, sambil melakukan segala upaya untuk pemulangan awal ke Myanmar," ujarnya menambahkan.

Sejak awal keadaan darurat pada Agustus 2017, Jepang telah menjadi pendukung setia tanggapan pengungsi Rohingya di Bangladesh. Jepang memberikan kontribusi lebih dari 175 juta dolar AS kepada UNFPA dan badan-badan PBB lainnya serta LSM di Bangladesh, termasuk melalui pendanaan baru ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement