Jumat 25 Nov 2022 05:35 WIB

Korsel akan Dorong Ekspor Industri Militer

Yoon Suk-yeol ingin membangun industri senjata Korsel menjadi keempat di dunia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol ingin membangun industri senjata Korsel hingga menjadi terbesar keempat di dunia.
Foto: Jeon Heon-kyun/Pool Photo via AP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol ingin membangun industri senjata Korsel hingga menjadi terbesar keempat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol berjanji untuk meningkatkan ekspor senjata dan mengamankan teknologi pertahanan canggih. Ia ingin membangun industri senjata Korsel hingga menjadi terbesar keempat di dunia.

Pertama kalinya sejak berkuasa pada Mei lalu Yoon memimpin rapat untuk mempromosikan ekspor pertahanan. Pertemuan ini dirancang mengeksplorasi cara mengubah industri pertahanan yang tadinya untuk pasokan domestik menjadi industri ekspor.

"Industri pertahanan adalah mesin pertumbuhan baru di masa depan dan poros industri teknologi canggih," kata Yoon dalam pertemuan yang digelar Korea Aerospace Industries Ltd, satu-satunya perusahaan yang memproduksi pesawat tempur di Korsel, Kamis (24/11/2022).

"Dengan persaingan yang ketat di supremasi teknologi, kami harus mengamankan persaingan teknologi pada pengembangan sistem senjata yang menentukan untuk perang di masa depan," tambahnya.

Untuk itu, katanya, ia menyerukan perbaikan kondisi pada investasi dan penelitian oleh kontraktor pertahanan dan membangun ekosistem yang dapat menumbuhkan struktur industri yang berorientasi ekspor.

Pertemuan ini digelar empat bulan setelah Korsel mendapatkan kesepakatan penjualan senjata terbesarnya. Penjualan senjata Korsel ke Polandia mencapai 20 triliun won atau 15 miliar dolar AS, termasuk ekspor tank dan howitzers.

Pada bulan Agustus Yoon memelihara industri pertahanan menjadi yang keempat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Rusia dan Prancis.

Yoon mengatakan semakin banyak negara yang ingin melakukan kerja sama pertahanan dengan Korsel termasuk Australia dan Norwegia. Langkah ini akan membantu meningkatkan kemampuan Korsel menghadapi ancaman dari Korut sambil terus mempertahankan perdamaian dan stabilitas di komunitas internasional.

"Sebagai bagian dari serangan politik mereka, mungkin ada yang mengatakan ekspor pertahanan akan mengakibatkan kevakuman pada pasukan militer kami tapi pemerintah akan menjaga kesiapan postur militer sambil dengan mendukung dengan aktif ekspor-ekspor itu," kata Yoon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement