BKB Kampanyekan Pelestarian Nilai Relief Candi Borobudur

Red: Muhammad Fakhruddin

BKB Kampanyekan Pelestarian Nilai Relief Candi Borobudur (ilustrasi).
BKB Kampanyekan Pelestarian Nilai Relief Candi Borobudur (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Anis Efizudin

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG -- Balai Konservasi Borobudur (BKB) melaksanakan kampanye pelestarian nilai relief Candi Borobudur dengan menampilkan tarian aktualisasi nilai relief Candi Borobudur, kriya batik yang berbasis relief, serta film dokumenter.

Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati di Magelang, Jumat, mengatakan tujuan kampanye pelestarian nilai relief Candi Borobudur, antara lain sebagai salah satu media edukasi nilai-nilai yang terkandung pada Candi Borobudur kepada masyarakat.

"Media menggelar karya untuk membangun identitas khas Borobudur, serta upaya menjadikan bagian dari kalender kegiatan kebudayaan di Kawasan Borobudur," katanya.

Selain itu, Balai Konservasi Borobudur memperkenalkan produk Virtual Reality Relief Karmawibhangga. Pada kaki Candi Borobudur terdapat 160 panil relief yang tertutup undag dan selasar dan untuk dapat dilihat dalam virtual reality tersebut dengan menggunakan kacamata 3D atau melalui pemindaian kode QR.

Baca Juga

Wiwit menyampaikan Candi Borobudur telah diakui sebagai warisan dunia pada tahun 1991 memiliki nilai universal luar biasa yang perlu dilestarikan bersama, tidak hanya fisik candi, namun juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Pada Candi Borobudur dipahatkan relief cerita (1.460 panil) dan dekoratif (1.212), dari dinding kaki candi yang tertutup hingga dinding pagar langkan di tingkat ke-5 adalah kisah Mahakarmawibangga, Jataka-Avadana, Lalitavistara, dan Gandavyuha.

Menurut dia, semua relief tersebut terpilih untuk dipahatkan di Candi Borobudur tentunya dengan alasan tertentu. Alasan yang paling jelas berhubungan dengan bangunan sakral tersebut adalah kisah-kisah itu berisikan ajaran keagamaan ataupun ajaran kebajikan yang selayaknya dapat ditiru.

Di dalam relief tersebut mengandung banyak pesan moral yang dapat diwariskan kepada generasi penerus, seperti sifat tolong- menolong, toleransi, lebih mementingkan kepentingan orang banyak dibanding kepentingan pribadi dan sebagainya.

"Nilai-nilai yang telah ada pada zaman nenek moyang tersebut perlu dilestarikan, digali kembali, dan diaktualisasikan untuk menguatkan pendidikan karakter, memajukan kebudayaan, dan membangun semangat kebangsaan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Terkait


Pelari Borobudur Marathon 2022 Mulai Berdatangan

24 Tenaga Kesehatan Pantau Lomba Lari Borobudur Marathon

Tour de Borobudur Dikagumi Peserta Asing

R20 Kunjungi Candi Hindu di Kampus Islam

Peneliti: Stupa Berterawang Hanya di Candi Borobudur

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark