Jumat 25 Nov 2022 23:12 WIB

Tanda Orang yang Terjebak Mengikuti Hawa Nafsunya dalam Beribadah

Orang yang mengikuti hawa nafsunya akan hilang skala prioritas

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat di Masjid Istiqlal (ilustrasi). Orang yang mengikuti hawa nafsunya akan hilang skala prioritas
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sholat di Masjid Istiqlal (ilustrasi). Orang yang mengikuti hawa nafsunya akan hilang skala prioritas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan tanda-tanda orang yang mengikuti hawa nafsu. Di antaranya adalah orang yang mengerjakan amalan sunnah tapi meninggalkan amalan wajib. 

مِنْ عَلاَمَاتِ اتِّبَاعِ الْهَوَى الْمُسَارَعَةُ إِلَى نَوَافِلِ الْخَيْرَاتِ ، وَالتَّكَاسُلُ عَنِ الْقِيَامِ بِالْوَاجِبَاتِ"Di antara tanda-tanda mengikuti hawa nafsu adalah bergegas menjalankan amalan-amalan sunnah dan bermalas-malasan menjalankan amalan-amalan wajib." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)

Baca Juga

Penyusun syarah dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah mengenai tanda-tanda orang yang mengikuti hawa nafsu.

Hawa nafsu akan selalu menuntun kamu mengerjakan semua yang dibenci oleh Allah SWT. Nafsu akan menjauhkan kamu dari segala perintah-Nya.

Di antara tanda yang menunjukkan kamu masuk dalam jebakan nafsu adalah ketika kamu rajin mengerjakan ibadah sunnah, namun lalai men¬jalankan ibadah wajib.  

Kamu mungkin mampu mengerjakan puasa sunnah Senin dan Kamis, bahkan kamu mampu mengerjakan puasa Dawud. Namun kamu melalaikan puasa Ramadhan.

Kamu mungkin mampu bangun di malam hari untuk mengerjakan sholat Tahajud dan sholat lainnya, tetapi kamu bermalas-malasan mengerjakan sholat Subuh dan sholat wajib lainnya.

Banyak lagi ibadah sunnah lainnya yang kamu dahulukan dari ibadah wajib. Jika kamu melakukan itu semua, berarti kamu telah mengikuti hawa nafsu, dan kamu telah masuk dalam jaring-jaring setan.

Bagaimana mungkin kamu mendahulukan sesuatu yang hukumnya sunnah daripada sesuatu yang hukumnya wajib.

Jika diumpamakan dalam kehidupan sehari-hari, maka kamu mendahulukan membeli mobil daripada makanan yang mengenyangkan perut kamu. Kamu rela mati, asalkan memiliki barang-barang mewah. Ini tidak akan dilakukan, kecuali oleh orang-orang yang kurang akalnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement