Selasa 29 Nov 2022 10:12 WIB

Musim Dingin yang Beku di Ukraina

Warga Ukraina diminta berhemat menggunakan listrik.

Red: Joko Sadewo
Foto ini menunjukkan pusat kota saat pemadaman listrik setelah serangan roket Rusia di Kyiv, Ukraina, Rabu, 23 November 2022. Rusia melepaskan serangan rudal baru ke jaringan energi Ukraina yang rusak pada hari Rabu, merampok listrik kota dan sebagian air serta fasilitas umum transportasi, juga menambah kesulitan musim dingin bagi jutaan orang. Penganiayaan pasokan listrik dari udara juga membuat pembangkit nuklir dan jaringan internet offline dan menumpahkan pemadaman listrik ke negara tetangga Moldova.
Foto: AP Photo/Andrew Kravchenko
Foto ini menunjukkan pusat kota saat pemadaman listrik setelah serangan roket Rusia di Kyiv, Ukraina, Rabu, 23 November 2022. Rusia melepaskan serangan rudal baru ke jaringan energi Ukraina yang rusak pada hari Rabu, merampok listrik kota dan sebagian air serta fasilitas umum transportasi, juga menambah kesulitan musim dingin bagi jutaan orang. Penganiayaan pasokan listrik dari udara juga membuat pembangkit nuklir dan jaringan internet offline dan menumpahkan pemadaman listrik ke negara tetangga Moldova.

Oleh : Friska Yolandha, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Salju tebal diperkirakan turun mulai Ahad (27/11/2022) di sejumlah wilayah Ukraina. Jutaan orang akan menghabiskan hari-hari yang beku di tengah pemadaman listrik akibat serangan rudal oleh Rusia yang terjadi Rabu (23/1/2022).

Serangan Rusia seperti sengaja menargetkan infrastruktur energi Ukraina. Ada tiga pembangkit listrik tenaga nuklir yang dihentikan operasinya akibat serangan tersebut. Akibatnya, tak hanya di ibu kota Kiev, pemadaman juga dilakukan di beberapa daerah lain untuk menghemat energi.

Perusahaan energi negara, Ukrenergo, mengatakan sebetulnya ada cukup listrik untuk memenuhi 80 persen kebutuhan konsumsi negara. Ini karena pembangkit listrik tenaga nuklir, yang terputus dari jaringan nasional oleh serangan Rusia minggu lalu, telah dihidupkan kembali.

Meski demikian, warga Ukraina didesak untuk menghemat penggunaan listrik. Ini dilakukan untuk menghindari jaringan nasional yang kewalahan karena telah dilemahkan oleh rentetan rudal jelajah dan pesawat tak berawak Rusia.

“Jika konsumsi meningkat pada malam hari, jumlah pemadaman dapat meningkat,” kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato rutinnya.

Permintaan ini juga menyoroti kekhawatiran musim dingin membawa kesulitan baru bagi tentara Ukraina. Medan tempur yang dingin dan berlumpur dapat memperlambat upaya Ukraina untuk merebut kembali wilayah di timur dan selatan.

Pemerintah Ukraina berupaya melakukan perbaikan pada infrastruktur tersebut untuk mencegah musim dingin yang beku di akhir tahun ini. Zelensky telah menuduh Rusia berusaha memanfaatkan musim dingin tahun ini sebagai senjata pemusnah massal.

Moskow memang telah meningkatkan serangannya terhadap sistem energi Ukraina selama beberapa minggu terakhir. Ini disebut karena pasukannya terpaksa mundur dari wilayah yang telah mereka rebut, mulai dari kota Izium di timur laut hingga Kherson yang jauhnya ratusan mil di selatan.

Sejak Ukraina merebut kembali kota Kherson pada 11 November, tidak ada pihak yang mencatat kemajuan signifikan di medan perang. “Laju keseluruhan operasi di sepanjang garis depan telah melambat dalam beberapa hari terakhir karena kondisi cuaca yang memburuk,” kata sebuah laporan lembaga penelitian Institute for the Study of War, dilansir New York Times, Senin (28/11/2022).

Analis mengatakan bahwa meskipun pertempuran tidak mungkin berhenti selama musim dingin, cuaca akan mempersulit kedua negara untuk mempertahankan pasukan di lapangan.

Analis mengatakan, cuaca dingin dapat mempengaruhi semangat juang prajurit kedua negara. Sementara, lumpur akan menjadi hambatan khusus bagi kendaraan selama beberapa minggu ke depan sebelum tanah membeku.

Dalam kondisi seperti itu, pasokan dukungan Barat untuk militer Ukraina, termasuk pakaian musim dingin, dapat membantu menjaga pasukan tetap hangat dan memberi mereka keuntungan, tidak terkecuali tentara Rusia yang baru dimobilisasi yang baru saja tiba di medan perang. Namun, Rusia terus membombardir kota dan desa Ukraina, dengan pihak berwenang di setidaknya lima wilayah Ukraina melaporkan serangan pada hari Ahad (27/11/2022).

Yaroslav Yanushevych, kepala administrasi militer regional Kherson, mengatakan Rusia telah menembaki wilayah itu dari seberang sungai sebanyak 54 kali sejak Sabtu. "Rusia menggunakan taktik teror, dengan sengaja menargetkan infrastruktur sipil dan warga sipil," katanya.

Valentyn Reznichenko, kepala administrasi militer di wilayah tengah Dnipropetrovsk, mengatakan di Telegram bahwa Rusia telah menembakkan roket Grad dan artileri berat di distrik Nikopol dari posisi di Enerhodar, sebuah kota yang dekat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang diperangi. Warga di Nikopol "diteror" oleh serangan itu, katanya, meskipun tidak ada yang terluka.

Rusia sendiri membantah menargetkan serangan terhadap infrastruktur Ukraina. Meski demikian, faktanya mengungkapkan Rusia dengan perlahan membiarkan warga Ukraina tanpa listrik di musim yang beku. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement