Selasa 29 Nov 2022 03:51 WIB

Bung Hatta Jadikan Koperasi untuk Pendidikan Antikorupsi

Salah satu jasa Bung Hatta yang dirasakan masyarakat hingga sekarang adalah koperasi

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Bung Hatta mendirikan koperasi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi. Tapi juga sebagai sarana pendidikan antikorupsi. (ilustrasi).
Foto: [ist]
Bung Hatta mendirikan koperasi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi. Tapi juga sebagai sarana pendidikan antikorupsi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, mengatakan ada banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari sosok proklamator asal Sumbar, Mohammad Hatta. Salah satu jasa besar Bung Hatta yang dirasakan masyarakat hingga sekarang adalah koperasi.

Menurut Mahyeldi, Bung Hatta mendirikan koperasi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi. Tapi juga sebagai sarana pendidikan antikorupsi.

Baca Juga

"Bagi saya, pemikiran Bung Hatta yang menjadikan koperasi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi, namun juga sebagai pendidikan yang salah satunya pendidikan antikorupsi bagi anggota koperasi," kata Mahyeldi.

Mahyeldi mengatakan hal tersebut saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Bung Hatta yang mengusung tema Bedah Pemikiran Bung Hatta Tentang Perkoperasian di Padang, Senin (28/11/2022).

Ia menambahkan sejak kecil Bung Hatta merupakan sosok yang memiliki pola hidup hemat. Bung Hatta pun pernah bercerita kepada siswa INS Kayu Tanam untuk mengajarkan pola hidup hemat, Bung Hatta mengambil contoh sabun mandi. Sisa-sisa sabun mandi sebesar kuku tidak boleh dibuang. Tetapi digabungkan dengan sabun yang baru hingga tidak ada yang tersisa sia-sia.

Sementara itu, Deputi  Bidang Perkoperasian KemenkopUKM, Ahmad Zabadi, mengatakan  salah satu pesan Bung Hatta yang mengatakan Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta tetapi Indonesia akan bercahaya oleh lilin-lilin di desa.

"Koperasi diibaratkan sebagai soko guru perekonomian Indonesia, hal tersebut berarti  anggota koperasi sepakat berhimpun dan mengembangkan usaha bersama dimulai dari desa, daerah-daerah yang jauh dari pusat ekonomi," ujar Zabadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement