Kamis 01 Dec 2022 03:04 WIB

Perlu Peta Jalan Pembangunan, UNJ Gelar Sekolah Kebangsaan dan Peradaban

Indonesia yang heterogen ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa sangat tinggi

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Sekolah Kebangsaan dan Peradaban di Ruang Pertemuan Lantai III GOR Kampus B UNJ, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Foto: dok. istimewa
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Sekolah Kebangsaan dan Peradaban di Ruang Pertemuan Lantai III GOR Kampus B UNJ, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan Sekolah Kebangsaan dan Peradaban. Dari kegiatan itu terungkap, Indonesia masih mempunyai sejumlah persoalan pada modal dasar pembangunan dan memperkokoh nilai kebangsaan pada masyarakatnya.

Sehingga dibutuhkan peta jalan pembangunan nasional yang komprehensif, tepat, dan benar yang dilaksanakan secara berkesinambungan. "Modal dasar dalam pembangunan dan memperkokoh nilai kebangsaan pada masyarakat di Indonesia, antara lain jumlah penduduk yang besar, kekayaan sumber daya alam, posisi geoekonomi dan geopolitik yang sangat strategis, dan akhlak mulia bangsa,\" ujar guru besar IPB University, Rokhmin Dhauri, dalam siaran pers, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia era Presiden Megawati Soekarnoputri itu mengatakan, modal dasar tersebut sudah seharusnya disadari oleh semua elemen masyarakat dan juga negara dalam upaya memperkokoh nilai kebangsaan. Sebab, Rokhmin menambahkan, saat ini Indonesia memang masih dihadapkan berbagai tantangan.

"Ada ancaman ekonomi, kualitas SDM yang masih rendah, praktek KKN yang masih tinggi, fragmentasi sosial yang memicu berbagai konflik di masyarakat, hingga disrupsi. Untuk itu, perlu adanya road map pembangunan nasional yang komprehensif, tepat, dan benar yang dilaksanakan secara berkesinambungan,\" jelas Rokhmin.

Kegiatan Sekolah Kebangsaan dan Peradaban tersebut digelar oleh  Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNJ yang bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Karakter dan Peradaban Saudi Fund Development (P2KP-SFD) UNJ. Kegiatan diadakan di Ruang Pertemuan Lantai III GOR Kampus B UNJ, Jakarta.

Selain menghadirkan Rokhmin Dhauri, turut hadir pula Presiden Direktur Mizan Group, Haidar Bagir, sebagai narasumber. Lulusan Pusat Studi Timur Tengah Universitas Harvard itu memaparkan materi mengenai sains, teknologi, manusia, dan agama. Dia menjelaskan, masyarakat modern saat ini, yang mengejar kesuksesan, justru mengalami kehampaan dalam hidup hingga stres.

"Sebab sukses itu adalah sarana dalam mencapai tujuan, dan yang paling penting meaningfull success yang menjalani hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi orang lain,\" ungkap Haidar.

Haidar menambahkan, dalam kebangsaan dan peradaban, seseorang perlu menjadi manusia yang berpikir dan tidak hanya mengejar sukses yang tidak bermakna. Untuk itu, sebagai manusia, seseorang harus memiliki kesadaran dan nurani dalam menjalani hidup sehingga tidak mengalami kondisi stres dan juga konflik sosial. "Kesuksesan tidak hanya diukur dari indeks ekonomi saja, tetapi sangat penting juga indeks kebahagiaan,\" kata dia.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNJ, Abdul Sukur, pada kesempatan itu mengatakan, kegiatan Sekolah Kebangsaan dan Peradaban yang bertema filsafat, saintek, dan moralitas itu bertujuan sebagai arah pembelajaran di kampus melalui pengembangan karakter dan moralitas yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif."Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan nilai kebangsaan pada mahasiswa yang merupakan agent perubahan dan peradaban. Sehingga nantinya dapat tumbuh peradaban yang damai dan harmonis,\" jelas dia.

Sementara itu, Rektor UNJ, Komarudin, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih karena Sekolah Kebangsaan dan Peradaban bagi civitas akademika UNJ sudah dilaksanakan. Menurut Komarudin, kegiatan itu turut membangun moralitas dan peradaban bagi mahasiswa.

"Kegiatan ini sangat penting karna bangsa Indonesia yang sangat heterogen, sehingga ancaman dan tantangannya bagi persatuan dan kesatuan bangsa sangat tinggi. Untuk itu penting membangun nilai kebangsaan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Selain itu juga penting membangun peradaban agar bangsa kita bisa beradab," ungkap Komarudin.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement