Rabu 30 Nov 2022 23:29 WIB

Produksi Cabai Besar Aceh Capai 13.800 Ton

Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Pidie menjadi tiga wilayah produksi cabai tertinggi.

Red: Nora Azizah
Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Pidie menjadi tiga wilayah produksi cabai tertinggi.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Pidie menjadi tiga wilayah produksi cabai tertinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh mencatat produksi cabai besar di Aceh 2022 ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni lebih kurang mencapai 13.800 ton. "Kalau cabai kita memang selalu surplus, tahun ini hingga September 2022 telah mencapai 13.800 ton," kata Kabid Hortikultura Distanbun Aceh Chairil Anwar, di Banda Aceh, Rabu (30/11/2022).

Chairil menyebutkan, berdasarkan data yang dimilikinya produksi habis cabai besar dari 23 kabupaten/kota Aceh pada 2022 sebanyak 138.653 kuintal atau setara 13.800 ton. Sedangkan pada 2021 lalu (September) hanya mencapai 129.267 kuintal atau 12,9 ribu ton lebih. Artinya terjadi selisih 938.500 kuintal atau 3,5 persen lebih rendah ketimbang tahun ini.

Baca Juga

Chairil menyebutkan, adapun daerah yang tertinggi produksi cabai di Aceh yakni dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Pidie, di mana setiap tahunnya selalu surplus di tiga wilayah tersebut. "Tetapi untuk daerah penghasil cabai paling tinggi di Aceh Tengah, di mana pada 2021 lalu 39.152 kuintal dan tahun ini 67.220 kuintal lebih," ujarnya.

Chairil menyampaikan, meskipun produksinya tinggi, tetapi cabai Aceh itu tidak tersedia setiap bulan karena hasil panen besarnya belum bisa disimpan dalam waktu lama, maka harus segera dihabiskan. Kondisi itu, menyebabkan harga cabai di pasaran terjadi fluktuasi atau naik turun.

"Artinya panen cabai di Aceh tidak rutin setiap bulan, ada masanya panen besar dan sedikit tersedianya. Saat sedang musim panen besar maka harganya jatuh," katanya.

Tidak tersedianya setiap bulan, kata Chairil, disebabkan karena Aceh belum memiliki tempat penyimpanan cabai atau coll storage. Jika sudah memiliki alat itu, maka setiap panen besar cabai nya bisa disimpan untuk bulan berikutnya sehingga stok selalu stabil.

"Kita solusinya, kemarin ada dari badan pangan nasional, mereka akan membantu terkait coll storage, sehingga saat cabai surplus bisa dilakukan penyimpanan.

"Sehingga kelebihan produksi bisa disimpan dalam waktu sebulan dan dua bulan untuk dipasarkan kembali. Ini juga penting untuk menekan inflasi kalau ketersediaan cabai ada perbulannya," kata Chairil.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement