Kamis 01 Dec 2022 22:43 WIB

Kinerja Industri Baja Dorong Perbaikan Ekonomi Nasional

Berbagai kebijakan terus diupayakan Pemerintah guna menjaga industri baja

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Industri baja berkelanjutan.
Foto: ist.
Industri baja berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembali mencetak surplus pada Oktober 2022, neraca perdagangan meneruskan kinerja positif selama 30 bulan berturut-turut. Hal itu turut mendorong tren penguatan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, meski ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2022 dan 2023. 

Tercatat pada kuartal III 2022, ekonomi nasional mampu tumbuh impresif 5,72 persen year on year (yoy). Di tengah peningkatan downside risk perekonomian global, perbaikan kondisi ekonomi nasional masih terus berlanjut dengan didorong salah satunya dari kinerja industri baja dan besi. 

Baca Juga

Pada periode Januari sampai Oktober 2022, sektor 'mother of industries' itu mampu meningkatkan ekspor hingga 39,55 persen yoy. Hingga kuartal III  2022, neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami surplus senilai 10.61 miliar dolar AS.

“Guna menjaga keberlangsungan industri besi dan baja nasional serta untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing, berbagai kebijakan dan strategi terus diupayakan Pemerintah. Di antaranya melalui pemberian insentif, seperti tax holiday, tax allowance, pengurangan harga gas bumi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, Kamis (1/12).

Ia kemudian menjelaskan pemberlakuan SNI Wajib produk logam untuk melindungi industri besi dan baja nasional dari kerugian akibat praktik perdagangan yang tidak sehat. Terkait upaya mengembangkan ketersedian bahan baku dan atau bahan penolong, juga disampaikan upaya Pemerintah mendorong pengoptimalan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), penetapan slag baja sebagai limbah non B3, dan penerapan neraca komoditas.

“Dengan industri 4.0 kita berharap produktivitas sektor baja meningkat dan khusus untuk baja diharapkan bisa meningkatkan produksi menjadi 17 juta ton pada 2020 sampai 2024. Tentu pencapaian 25 juta ton pada 2025 sampai 2035, roadmap ini menjadi penting dalam Pengembangan Industri Nasional 2015 sampai 2035,” tutur Airlangga.

Pemerintah juga terus mendorong berbagai industri strategis terutama industri baja agar mampu menghasilkan berbagai produk turunan yang berdaya saing dan dapat mendorong ekosistem sektor lainnya seperti industri konstruksi dan otomotif. Airlangga juga menegaskan agar perkembangan teknologi dan energi bersih saat ini dapat menjadi pendorong terciptanya green steel yang berbasis pada energi hijau. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement