Jumat 02 Dec 2022 19:32 WIB

IPC TPK Pecahkan Rekor Pelayanan Peti Kemas Saat Layani MV MSC Regina

Prioritas utama IPC TPK adalah percepatan pelayanan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. PT IPC Terminal Petikemas atau IPC TPK kembali pecahkan rekor dalam pelayanan bongkar muat peti kemas saat melayani MV MSC Regina yang sandar pada 29 November 2022. IPC TPK berhasil mencatat Box Ship Hour (BSH) sebesar 95,72.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. PT IPC Terminal Petikemas atau IPC TPK kembali pecahkan rekor dalam pelayanan bongkar muat peti kemas saat melayani MV MSC Regina yang sandar pada 29 November 2022. IPC TPK berhasil mencatat Box Ship Hour (BSH) sebesar 95,72.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT IPC Terminal Petikemas atau IPC TPK kembali pecahkan rekor dalam pelayanan bongkar muat peti kemas saat melayani MV MSC Regina yang sandar pada 29 November 2022. IPC TPK berhasil mencatat Box Ship Hour (BSH) sebesar 95,72.

"Ini merupakan pertama kalinya IPC TPK pelayanan tercepat IPC TPK dengan 7 unit Quay Crane yang dioperasikan melampaui target Box Ship Hour (BSH) yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yaitu sebesar 55," kata Direktur Utama IPC TPK David Sirait dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (2/12/2022).

Dia menjelaskan, prioritas utama IPC TPK adalah percepatan pelayanan. Menurutnya, makin pendek waktu sandar dan waktu bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien.

"Ini agar kapal tidak berlama-lama di Pelabuhan dan diharapkan trafik kapal di pelabuhan dapat meningkat," tutur David.

MV MSC Regina yang sandar di terminal operasi 3 IPC TPK dengan length over all (LOA) 259 meter dengan draught 8,3 meter membawa 2.385 box peti kemas. Total muatan kapan tersebut yakni 3555 TEUs.

"Kapal yang berbendera Panama tersebut milik Mediterranean Shipping Company (MSC) yang sebelumnya bertolak dari Durban, Afrika Selatan menuju Port of Shantou, China," ujar David.  

David memastikan IPC TPK mengedepankan pelayanan berbasis planning dan control yang dikombinasikan digitalisasi serta optimalisasi alat serta SDM yang profesional. Dia menegaskan, IPC TPK berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas terminal dan pelayanan bongkar muat.

"Dengan tujuan agar pengguna jasa dapat lebih efisien dan peluang bisnis yang lebih besar," ucap David. 

Sebelumnya, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, perusahaan terus berbenah dalam perbaikan layanan pelabuhan. Menurut Arif, hal tersebut dilakukan untuk mendorong transformasi baik di dalam diri perseroan maupun perekonomian nasional.   

Arif memastikan, hasil dari transformasi Pelindo pascamerger mulai terlihat dari peningkatan kinerja dan produktivitas bongkar muat peti kemas di sejumlah terminal peti kemas. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.

“Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan waktu bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien dan diharapkan trafik kapal dapat meningkat," tutur Arif. 

Sementara bagi pelanggan, Arif mengatakan baik shipping line maupun cargo owner juga dapat memetik manfaat. Khususnya melalui efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement