Jumat 02 Dec 2022 20:37 WIB

Petugas Mulai Tangani Turap Longsor di Bukit Duri Tebet

Puing bangunan yang longsor sempat menutup aliran saluran penghubung Kalibata

Red: Nur Aini
Petugas bersiap memperbaiki turap yang longsor ilustrasi. Petugas gabungan dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jakarta Selatan menangani turap longsor di RT 11/RW 05, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas bersiap memperbaiki turap yang longsor ilustrasi. Petugas gabungan dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jakarta Selatan menangani turap longsor di RT 11/RW 05, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas gabungan dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jakarta Selatan menangani turap longsor di RT 11/RW 05, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet. "Dugaan sementara karena kemarin hujan hingga bangunan tak kuat menahan beban tembok beton," kata Lurah Bukit Duri Atiaturrahmah di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Puing bangunan yang longsor sempat menutup aliran saluran penghubung (panel hubung bagi/ PHB) Kalibata. Upaya yang dilakukan melibatkan 15 personel petugas gabungan tersebut di antaranya dengan menyingkirkan puing agar aliran kali tetap lancar. "Kami mengimbau masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi di antaranya hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang," tuturnya.

Baca Juga

Kasatpel SDA Kecamatan Tebet Fachri menuturkan lokasi longsor memiliki lebar delapan meter dan tinggi tiga meter. Kemudian, penanganan yang dilakukan adalah pemasangan cerucuk kayu gelam (dolken) untuk mencegah agar tanah tidak bertambah longsor dan kokoh di tempat.

Dengan demikian, petugas gabungan saling bekerjasama memperbaiki turap yang longsor agar bisa dipakai sebagai penampung kelebihan air di saat hujan. "Saat ini untuk pengerjaan perbaikan dalam tahap pengerjaan penggalian fondasi, dan diperkirakan selesai dalam waktu tiga minggu ke depan," katanya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memetakan sebelas wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah yang perlu diantisipasi saat musim hujan. Sebanyak sebelas wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah itu tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Adapun wilayah Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan. Selanjutnya di Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo. Selain itu, BPBD DKI juga mengimbau masyarakat untuk menginformasikan dampak bencana alam melalui aplikasi pengaduan Jakarta Kini (JaKi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement