Sabtu 03 Dec 2022 00:31 WIB

Unika Atma Jaya Kukuhkan Dua Guru Besar Bidang Ekonomi dan Psikologi

Pengukuhan dua guru besar menambah energi bagi Unika Atma Jaya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Satria K Yudha
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko menyampaikan pidato saat pengukuhan dua guru besar bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan bidang Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi, di Auditorium Y15, Kampus I Semanggi, Unika Atma Jaya, Jumat (2/12/2022).
Foto: Istimewa
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko menyampaikan pidato saat pengukuhan dua guru besar bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan bidang Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi, di Auditorium Y15, Kampus I Semanggi, Unika Atma Jaya, Jumat (2/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya mengukuhkan dua guru besar baru yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Psikologi. Kedua guru besar itu menjadi profesor yang ke-23 dan ke-24 bagi Unika Atma Jaya.

Guru besar baru yang pertama berasal dari bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yakni Prof. Dr. Weli, S.Kom., M.Si. Selanjutnya berasal dari bidang Ilmu Psikologi dari Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Clara RP Ajisuksmo, M.Sc, Psikolog.

Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko memberikan ucapan selamat kepada kedua guru besar itu atas pencapaiannya. Dia mengatakan, pengukuhan dua guru besar baru tersebut menambah energi bagi Unika Atma Jaya untuk mengembangkan kualitas mutu akademik dalam situasi pasca-pandemi dengan dua disiplin ilmu yang saling mendukung. "Bahkan melengkapi dalam penerapannya di kehidupan bermasyarakat," kata Prasetyantoko dalam sambutannya pada kegiatan tersebut di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Dia mengatakan, peran lembaga pendidikan tinggi yang cukup penting adalah menghasilkan berbagai hasil penelitian dan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perbaikan standar kehidupan umat manusia. Penelitian dan kajian juga dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif guna menjamin pertumbuhan ekonomi. 

Menurut dia, hal tersebut menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan posisi tawar dan daya saing suatu bangsa. Prasetyantoko mengingatkan, daya saing saat ini ditentukan oleh inovasi teknologi dan penggunaan pengetahuan secara maksimal. 

Kemampuan untuk mengembangkan, menghasilkan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan melalui riset yang unggul, sangat penting dalam meningkatkan daya saing suatu bangsa. "Bahkan semakin dituntut lebih lagi kemampuan mengkomersialkan hasil riset sehingga menambah nilai bagi upaya perbaikan standar hidup maupun pertumbuhan ekonomi bangsa," kata dia.

Orasi ilmiah pertama dipresentasikan oleh Weli, yang mengangkat tentang kurikulum sistem informasi akuntansi dalam era smart society 5.0 untuk akuntan profesional berkelanjutan. Lalu, orasi ilmiah selanjutnya dibawakan oleh Clara mengenai pendidikan untuk anak marjinal yang tidak memarjinalkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement