Ahad 04 Dec 2022 13:45 WIB

Gempa Garut Mencapai Magnitudo 6,4, Apa Itu Magnitudo ?

Penggunaan skala Magnitudo ini dianggap lebih akurat.

Rep: Kampus Republika/ Red: Partner
.
Foto: network /Kampus Republika
.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) menggunakan skala<a href= Magnitudo untuk mengukur kekuatan gempa.  Foto : ilustrasi" />
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) menggunakan skala Magnitudo untuk mengukur kekuatan gempa. Foto : ilustrasi

Kampus—Gempa terkini Garut, Jawa Barat mencapai Magnitudo 6,4. Gempa Garut yang terjadi pada Sabtu (02/12/22) ini lebih besar daripada gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 dengan Magnitudo 5,6.

Apa itu Magnitudo ? Magnitudo (M) adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa. Makin besar Magnitudonya makin besar pula kekuatan gempa itu.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) menggunakan Skala Richter (SR) untuk mengukur kekuatan gempa. Penggunaan skala Magnitudo ini dianggap lebih akurat. Dikutip dari laman Michigan Technological University, Amerika Serikat, skala Magnitudo dapat digunakan untuk menggambarkan gempa bumi yang sangat kecil sehingga dinyatakan dalam angka negatif. Skala ini ini juga tidak memiliki batas bagian atas.

Magnitudo didasarkan pada skala logaritmik (basis 10). Artinya, untuk setiap bilangan bulat yang kita naikkan pada skala Magnitudo, amplitudo gerakan tanah yang direkam oleh seismograf naik sepuluh kali lipat. Dengan menggunakan skala ini, gempa berkekuatan 5 akan menghasilkan sepuluh kali tingkat guncangan tanah dibandingkan gempa berkekuatan 4 (dan sekitar 32 kali lebih banyak energi yang akan dilepaskan).

Skala magnitudo dapat digunakan untuk menggambarkan gempa bumi yang sangat kecil sehingga dinyatakan dalam angka negatif. Skala juga tidak memiliki batas atas. Gempa bumi terbesar yang tercatat terjadi di sepanjang zona subduksi di Chili pada tahun 1960. Gempa itu berkekuatan 9,5, tetapi gempa bumi yang lebih besar mungkin terjadi.Untungnya, gempa bumi besar jauh lebih jarang terjadi daripada gempa kecil.

Berikut skala Magnitudo yang menggambarkan besarnya gempa bumi dan dampaknya terhadap bumi.

Skala Magnitudo dan Dampaknya

2.5 atau kurang : Biasanya tidak dirasakan, tetapi dapat dicatat dengan seismograf

2.5 sampai 5.4 : Seringkali dirasakan, tetapi hanya mengakibatkan kerusakan kecil

5.5 sampai 6.0 : Menyebabkan kerusakan ringan terhadap bangunan

6.1 sampai 6.9 : Mengakibatkan banyak kerusakan di daerah padat penduduk

7.0 sampai 7.9 : Termasuk gempa besar yang mengakibatkan kerusakan serius

8.0 atau lebih : Gempa besar. Dapat menghancurkan wilayah dekat pusat gempa

Selain skalanya, dampak gempa juga dipengaruhi lokasi dan episentrum atau pusat gempa. Gempa Cianjur sebagai contoh, kendati Magnitudonya lebih kecil dibandingkan dengan Gempa Garut, tapi menimbulkan kerusakan dan korban yang lebih banyak.

Baca juga :

Peneliti UGM Deteksi Adanya Gejala Awal Gempa Cianjur

Mengapa Gempa Terjadi, Apa Jenis-jenis Gempa ?

Ini yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat, dan Sesudah Gempa Bumi Menurut BMKG

Gempa Cianjur Adalah Gempa Tektonik, Apa Itu Gempa Bumi Tektonik ?.

Ini Tips Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Gempa dari Dosen UM Surabaya

Benarkah Gempa Cianjur Dipicu Sesar Cimandiri ? Ini Pendapat Dosen Unpad

Nagari Malampah Luluh Lantak Akibat Gempa Pasaman, Tim Unand Turun

Hindari Dampak Angin Kencang, Ini Layanan Infomasi Cuaca 24 Jam dari BMKG

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement