Ahad 04 Dec 2022 18:30 WIB

Status Gunung Semeru Dinaikkan Menjadi Level IV (Awas), Ini Empat Level Status Gunung Api

Erupsi yang disertai awan panas guguran Gunung Semeru masih berlangsung.

Rep: Kampus Republika/ Red: Partner
.
.

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur yang  mengalami erupsi, Ahad (04/12/22) dinaikkan statusnya menjadi Level IV (Awas).  
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur yang mengalami erupsi, Ahad (04/12/22) dinaikkan statusnya menjadi Level IV (Awas).

Kampus—Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur mengalami erupsi, Ahad (04/12/22). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan tingkat aktifitas Gunung Semeru dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).

Kementerian ESDM dalam rilisnya Pada tanggal 4 Desember 2022 menyebutkan erupsi yang disertai awan panas guguran Gunung Semeru masih berlangsung, dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati. Teramati awan panas guguran dengan jarak 12 km dari puncak dan masih terus berlangsung.

Jumlah dan jenis gempa yang terekam periode 4 Desember 2022 pukul 00.00 WIB - 12.00 WIB hingga didominasi oleh Gempa Awan Panas dan gempa letusan 13 kali. Amplitudo awan panas terekam 40 mm dan masih berlangsung.

Hasil analisis pemantau secara visual dan kegempaan menunjukan terjadi peningkatan aktivitas, dan dinilai tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas), terhitung mulai tanggal 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.

Apa artinya Level IV (Awas) Gunung Semeru ? Berdasarkan Permen ESDM No 15 Tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api dibagi menjadi 4, sebagai berikut:

Level I (Normal)

Hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif, tetapi tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas yang signifikan

Ancaman bahaya berupa gas beracun di sekitar kawah (pada gunung api tertentu)

Level II (Waspada)

Hasil pengamatan visual dan instrumental mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas. Pada beberapa gunung api dapat terjadi erupsi

Ancaman bahaya berada di sekitar kawah

Level III (Siaga)

Hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi

Ancaman bahaya erupsi bisa meluas tapi tidak mengancam pemukiman penduduk

Level IV (Awas)

Hasil pengamatan visual dan instrumental teramati mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi

Ancaman bahaya erupsi bisa meluas tapi dan mengancam pemukiman penduduk

Sehubungan dengan status Level IV (Awas) Gunung Semeru, Kementerian ESDM memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

2. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km.

3. Tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

4. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

5. Agar masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru,dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya. Informasi mengenai aktivitas Gunungapi Semeru terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_).

Baca juga :

Kisah Apia Dewi, Anak Petani Lereng Gunung Lawu Bisa Kuliah di UGM

Gempa Garut Mencapai Magnitudo 6,4, Apa Itu Magnitudo ?

Peneliti UGM Deteksi Adanya Gejala Awal Gempa Cianjur

Mengapa Gempa Terjadi, Apa Jenis-jenis Gempa ?

Ini yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat, dan Sesudah Gempa Bumi Menurut BMKG

Gempa Cianjur Adalah Gempa Tektonik, Apa Itu Gempa Bumi Tektonik ?.

Hindari Dampak Angin Kencang, Ini Layanan Infomasi Cuaca 24 Jam dari BMKG

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : [email protected]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement