Selasa 06 Dec 2022 14:36 WIB

Jokowi: Jangan Sampai Perhitungan Cadangan Beras Kita Keliru

Jokowi menyebut cadangan beras harus disiapkan agar tidak menyebabkan kenaikan harga

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar cadangan beras nasional benar-benar dihitung sesuai dengan kondisi di lapangan.
Foto: tangkapan layar
Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar cadangan beras nasional benar-benar dihitung sesuai dengan kondisi di lapangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar cadangan beras nasional benar-benar dihitung sesuai kondisi di lapangan. Ia menegaskan cadangan beras harus disiapkan dengan baik sehingga tidak menyebabkan terjadinya kenaikan harga di pasaran.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya dalam Sidang Kabinet Paripurna tentang kondisi perekonomian tahun 2023, evaluasi penanganan Covid-19, ketahanan pangan dan energi, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Baca Juga

“Sehingga utamanya yang berkaitan dengan beras betul-betul hitung semuanya itu, betul-betul hitung-hitungan lapangan. Jangan sampai perhitungan kita keliru sehingga kita tidak menyiapkan reserve cadangan, pada suatu titik cadangan kita habis dilihat oleh pedagang dan akhirnya harga beras pasti akan naik,” kata Jokowi.

Ia menyampaikan, ancaman krisis pangan dunia saat ini harus disikapi dengan hati-hati, karena bisa berdampak pada masalah sosial dan juga politik. Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, situasi dunia saat ini masih tidak baik. Sehingga, kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat dan hajat hidup orang banyak dapat dikalkulasi dengan benar.

“Kuncinya sekali lagi kolaborasi antara kementerian dan lembaga dan jangan terjebak pada egosektoral. Lakukan konsolidasi data, konsolidasi policy, dan juga konsolidasi dari pelaksanaan implementasi,” ujar Jokowi.

Jokowi pun meminta jajarannya agar tetap hati-hati dan mewaspadai kondisi perekonomian pada tahun depan, baik yang berkaitan dengan krisis keuangan dan penurunan ekspor.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيَاتُنَا بَيِّنٰتٍۙ قَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا ائْتِ بِقُرْاٰنٍ غَيْرِ هٰذَآ اَوْ بَدِّلْهُ ۗ قُلْ مَا يَكُوْنُ لِيْٓ اَنْ اُبَدِّلَهٗ مِنْ تِلْقَاۤئِ نَفْسِيْ ۚاِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ ۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami dengan jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, “Datangkanlah kitab selain Al-Qur'an ini atau gantilah.” Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kemauanku sendiri. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar (Kiamat) jika mendurhakai Tuhanku.”

(QS. Yunus ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement