Kamis 08 Dec 2022 03:16 WIB

Pengungsi Gempa Cianjur Beralih ke Tenda Keluarga, Butuh Perlengkapan Masak

Korban gempa Cianjur mulai membangun tenda didekat rumah mereka

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nashih Nashrullah
Pengungsi beraktivitas di tenda darurat di area pesawahan, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Pemerintah memastikan akan menyalurkan bantuan dana kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa. Bantuan tersebut dibagi menjadi tiga jenis, untuk kerusakan berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp50 juta, kerusakan sedang Rp25 juta dan kerusakan ringan Rp10 juta. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi beraktivitas di tenda darurat di area pesawahan, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Pemerintah memastikan akan menyalurkan bantuan dana kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa. Bantuan tersebut dibagi menjadi tiga jenis, untuk kerusakan berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp50 juta, kerusakan sedang Rp25 juta dan kerusakan ringan Rp10 juta. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR— Warga terdampak bencana gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur mulai banyak yang beralih ke tenda keluarga. Mereka tidak lagi di tenda pos terpusat.

''Sekarang warga terdampak gempa beralih ke tenda-tenda keluarga yang dekat dengan rumahnya,'' ujar Kepala Desa Gasol Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur Siti Ucu Holisah kepada Republika.co.id, Rabu (7/12/2022). 

Baca Juga

Awalnya warga berada di pos atau titik pengungsian terpusat sebanyak 58 titik. Namun kata Ucu, sekarang ada sebanyak 200 titik pengungsian yang awalnya hanya 58 bertambah. Hal ini karena warga mendirikan tenda mandiri.

Ucu menuturkan, warga terdampak bencana di desanya mencapai sekitar 7 ribu orang. Dia memastikan kondisi warga terjangkau pasokan logistik.

''Saat ini yang dibutuhkan peralatan masak seperti kompor dan bumbu untuk memasak serta tenda yang layak,'' ungkap Ucu. 

Sebab, kata dia, warga yang berada di tenda mandiri kesulitan untuk membelinya. 

Selain alat masak lanjut Ucu, warga juga membutuhkan tenda untuk sekolah. Kebutuhan tenda ini sebagai sarana kegiatan belajar yang kini mulai dilakukan. 

Terkait pasokan air bersih terang Ucu sudah terpenuhi dengan adanya kiriman tangki dari sejumlah pihak. 

''Namun untuk sarana MCK terbatas, sehingga ada warga yang terpaksa ke sungai,'' cetus dia.

Lebih lanjut Ucu menuturkan, kondisi warga ada yang terkena penyakit seperti flu dan batuk serta ISPA. Masalah ini bisa diatasi dengan keberadaan dokter keliling yang datang ke desanya. 

Di sisi lain, Asisten Daerah II Setda Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu Thoyib menerangkan, pemda tengah memperbanyak pengadaan toilet portable di lokasi pengungsian sehingga warga bisa mengakses sarana tersebut di lokasi atau titik pengungsian. 

Diakuinya kata Budi, sarana tersebut di sejumlah titik terbatas. Oleh karenanya ke depan akan diperbanyak sehingga dapat membantu warga. 

Pengadaan sarana ini salah satunya berasal dari donasi berbagai pihak baik instansi pemerintah maupun lembaga non pemerintah dan perorangan melalui Pemda Cianjur. 

Di mana hingga Selasa (6/12/2022) donasi yang terkumpul mencapai sekitar Rp 12,8 miliar dan sudah digunakan Rp 3 miliar. 

Budi menuturkan, titik pengungsian hingga Selasa lalu mencapai sebanyak 495 titik. Rinciannya sebanyak 375 titik terpusat dan 120 mandiri. Sementara jumlah pengungsi sebanyak 114.683 orang.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement