Jumat 09 Dec 2022 01:12 WIB

Pointtrash Ajak Masyarakat Kelola Sampah Berbasis Ekonomi Sirkular

Galon PET mudah didaur ulang kembali karena penggunaanya sekali pakai.

Red: Erik Purnama Putra
Workshop
Foto: Istimewa
Workshop

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pengunaan galon berbahan polyethylene terephthalate (PET) memang memiliki nilai lebih dibanding dengan galon isi ulang. Pasalnya, galon PET mudah didaur ulang kembali karena penggunaanya sekali pakai.

"Kalau melihat isu ekonomi sirkular ini memang galon PET memiliki value (nilai) dibanding dengan galon isi ulang, bahkan banyak sumber kami yang menggunakan galon PET ini," kata CEO & Co-Founder Pointtrash, Adin Putra Perdana dalam workshop 'Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi Sirkular' di Kopi Bumi Jalan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, hal itu tentunya sejalan dengan Pointtrash Indonesia yang pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Meski Pointtrash berjalan baru dua tahun, tetapi dalam urusan pengeloaan sampah sudah hafal betul bagaimana cara memilah sampah dari sumber yang bisa didaur ulang atau tidak.

Adin menjelaskan, ketika sistem ekonomi linier dengan prinsipnya produksi, yaitu memakai dan membuang maka ekonomi linear akan menimbulkan krisis sumber daya. "Misal sumber daya materielnya, kertas dibuat dari pohon. Mungkin sumber daya alam yaitu pohon akan habis dibabat untuk bikin kertas baru, kalau kertas lama yang sudah dipakai tidak didaur ulang," ucapnya.

Dengan prinsip ekonomi sirkular, kata Adin, terjadilah sirkulasi perputaran dari sisi material. Sehingga, dapat menjadi kekuatan untuk ketahanan. Karena materialnya tidak mengambil langsung dari alam lagi baik sumber daya mineral dan lain sebagainya. Pemilahan sampah itu dilakukan supaya nilainya muncul.

"Kalau mau nilai ekonomisnya muncul kita pilah dulu. Memilah sampah ini tak sulit, minimal ada dua tempat sampah di rumah, tak mesti beli pakai saja karung bekas, sesederhana itu," jelas Adun.

Saat disinggung soal galon guna ulang, Adin menilai, berdasarkan informasi yang diketahuinya, ternyata galon isi ulang sangat mudah migrasi bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) ke dalam air mineral. Antara lain, karena penggunaan yang berulang-ulang. Dia pun mengimbau masyarakat agar lebih cermat dan peduli pada kemasan galon guna ulang yang dibeli agar tetap dalam batas aman.

"Saya dengan saat ini sudah ada temuan yang mengkhawatirkan berdasarkan hasil survei BPOM. Hal ini berbeda dengan senyawa ethylene glycol (EG) pada plastik kemasan sekali pakai dari jenis polyethylene terephthalate, yang sejauh ini belum ditemukan bukti adanya peluruhan yang mencemari air minum di dalam kemasan galon PET, " ujar Adin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement