Jumat 09 Dec 2022 19:07 WIB

Pilih Kembali ke Jakarta, Viktor Laiskodat tak Niat Lagi Maju Pilgub NTT

Viktor Laiskodat ingin berjuang mengubah sistem Pilkada langsung.

Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat.
Foto: Dok Pemprov NTB
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, mengaku tidak memiliki niat lagi untuk maju sebagai calon gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam pemilihan kepala daerah serentak yang berlangsung pada 2024. Ia lebih memilih untuk kembali ke Jakarta.

"Tidak memiliki niat lagi untuk menjadi gubernur. Saya lebih memilih kembali ke Jakarta untuk merubah cara berpikir aparatur agar sistem pemilihan kepala daerah secara langsung seperti yang dilakukan selama ini bisa diubah sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi lebih nyata," kata dia, dalam acara penyerahan DIPA dan TKDD tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur TA 2023 di Kupang, Jumat.

Baca Juga

Ia menyebutkan sistem pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tetap dilakukan secara langsung. Namun, ketika ketika seseorang calon sudah terpilih sebagai gubernur dan bupati maupun wali kota sudah masuk dalam sistem pemerintahan, maka apabila yang bersangkutan tidak bekerja maksimal maka orang itu harus diganti.

"Kalau kerjanya tidak benar maka harus diganti karena sudah tidak layak lagi untuk menjadi pemimpin cara seperti ini yang harus kita lakukan," kata dia, dalam kegiatan yang dihadiri para bupati dan wakil bupati di NTT.

Oleh karena itu, sistem pemerintahan daerah harus diubah sehingga tidak ada lagi kepala daerah di Provinsi NTT yang bermain-main bekerja untuk kepentingan rakyat. "Dalam sistem pemerintah dibolehkan apabila kepala daerah tidak bekerja maksimal untuk kepentingan kesejahteraan rakyat padahal sumber daya alam sangat potensial untuk dikembangkan bagi kepentingan rakyat maka kepala daerah seperti itu harus diganti," tegasnya.

Menurut dia hampir 70 persen masalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur ada di pusat sehingga semua proses desain perlu dilakukan dari pusat. "Sekalipun gubernur NTT sehebat apapun kalau tidak diurus di pusat maka banyak kekayaan di NTT hari ini tidak bisa dikembangkan secara baik. Termasuk cara berpikir aparatur pemerintah pusat dan NTT juga harus dirubah," kata dia.

Ia menjelaskan, setelah kembali ke Jakarta maka bisa mendesain pembangunan yang tepat sehingga geliat ekonomi di provinsi berbasis kepulauan ini bertumbuh lebih hebat lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement