Jumat 09 Dec 2022 23:37 WIB

Indonesia Jadi Pasar Pariwisata Penting bagi Filipina

Sebelum pandemi sekitar 70-80 ribu wisatawan dari Indonesia berkunjung ke Filipina.

Red: Nidia Zuraya
Wisatawan yang datang ke kawasan El Nido, Palawan, Filipina, akan terpesona dengan cantiknya alam di sana.
Foto: flickr
Wisatawan yang datang ke kawasan El Nido, Palawan, Filipina, akan terpesona dengan cantiknya alam di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Indonesia menjadi salah satu pasar pariwisata yang penting dan menjanjikan bagi Filipina seperti yang disampaikan Market Development Head for Indonesia Philippine Department of Tourism (PDOT)/Departemen Pariwisata Filipina Buena Carla F Zaldivia.

"Indonesia tetap menjadi pasar peluang penting bagi Filipina dan menempati peringkat ke-15 sebagai negara yang dengan jumlah kedatangan wisatawan tertinggi sebelum pandemi," kata Carla dalam acara B2B Roadshow di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga

Acara B2B Roadshow yang digelar PDOT atau Departemen Pariwisata Filipina bersama Astindo (Asosiasi Travel Agent Indonesia) tersebut untuk mempromosikan negara Kepulauan Filipina kepada masyarakat Indonesia. "Per 30 November 2022, wisatawan Indonesia menempati peringkat ke-13 dalam daftar ini (kunjungan wisman-red)," ujar Carla.

Rangkaian roadshow PDOT atau Departemen Pariwisata Filipina di Indonesia digelar di tiga kota besar yakni Jakarta, Surabaya dan Denpasar dari 6-9 Desember 2022. Pada kesempatan kali ini, PDOT bekerjasama dengan mitra perdagangan Filipina di bidang travel dengan mengajak para mitra untuk mengikuti serangkaian kegiatan roadshow.

"Kami sangat senang dengan hubungan bisnis yang akan terbentuk dan berkembang melalui roadshow ini. Kami percaya mitra kami dari perdagangan perjalanan Filipina dan mitra Indonesia akan mendapatkan pertukaran yang menguntungkan bagi kedua negara," ucap Carla.

Dalam sesi B2B Tabletop, seluruh partisipan berkesempatan untuk mempresentasikan produk dan layanan yang mereka tawarkan kepada setidaknya 90 biro perjalanan di Jakarta, 60 biro perjalanan di Surabaya, dan 40 biro perjalanan di Denpasar-Bali.

Filipina dipandang sebagai negara yang kaya akan unsur kebudayaan, sejarah, kuliner, dan nilai-nilai keramah-tamahan yang membuat wisatawan dapat merasakan pengalaman baru yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya. "Ke depannya kami berharap melalui seluruh rangkaian roadshow ini, akan ada banyak pelaku perjalanan wisata di Indonesia yang dapat memfasilitasi berbagai penawaran wisata ke Filipina yang dapat dipilih oleh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Dr Paulo Benito S Tugbang selaku Office of Product and Market Development Director PDOT dalam kesempatan yang sama mengatakan pemilihan Indonesia sebagai negara pertama percontohan roadshow PDOT ini karena potensi pasar yang sangat menjanjikan dari Indonesia terutama nanti pada 2023.

Menurut dia, sebelum pandemi ada sekitar 70 ribu hinga 80 ribu wisatawan dari Indonesia berkunjung ke Filipina setiap tahunnya. "Ini angka yang bagus untuk kami sehingga kedepannya bisa terus ditingkatkan dengan adanya roadshow ini," ujarnya.

Paulo mengatakan jumlah kunjungan wisatawan menjadi sesuatu yang penting bagi industri pariwisata Filipina. Namun yang lebih diharapkan adalah jumlah pembelanjaan (spending) dari wisatawan ketika berkunjung.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) DPD Bali Simon Purwa mengatakan roadshow ini juga penting tak hanya untuk Filipina saja tetapi juga imbasnya untuk industri pariwisata di Indonesia.

Simon mengatakan dengan semakin banyak wisatawan Indonesia ke banyak destinasi di Filipina maka harapannya penerbangan antar dua negara akan terus berkembang yang sejauh ini penerbangan langsung Filipina hanya dua maskapai dari Bali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement