Sabtu 10 Dec 2022 10:40 WIB

Penyintas Gempa Cianjur Keluhkan ISPA

Bulan Sabit Merah Indonesia masih mendirikan rumah sakit lapangan di Cianjur

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Pengungsi berdoa di dalam tenda darurat di Cianjur, ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi berdoa di dalam tenda darurat di Cianjur, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ketua Umum DPN Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) M Djazuli Ambari mengatakan RS Lapangan BSMI masih melayani pasien yang setiap hari masih berdatangan ke RS Lapangan. Total, sudah 1.500 pasien yang dilayani tim medis BSMI sejak hari pertama terjadi gempa dengan sebagian besar mengeluhkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Djazuli mengungkapkan, selain RS Lapangan tim medis BSMI juga terus melakukan mobile clinic dengan mengunjungi langsung tenda-tenda pengungsian yang sulit dijangkau.  "Relawan medis BSMI melakukan mobile clinic juga dengan sepeda motor medis karena beberapa lokasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat," kata Djazuli dalam keterangannya, Sabtu (10/12/2022).

Baca Juga

Djazuli menemukan rata-rata penyakit yang dikeluhkan pengungsi adalah ISPA, gatal-gatal, hipertensi, batuk, flu, dan perawatan luka luar. Beberapa pasien yang terluka karena tertimpa reruntuhan bahkan ada yang sampai perawatan lebih lanjut karena belum ada tindakan medis yang memadai. "Tim medis menyediakan layanan fisioterapi dan pendampingan untuk rawat luka. Ada pasien yang baru selesai tindakan operasi dan memerlukan pendampingan intensif. BSMI juga membagikan tongkat berjalan bagi pasien yang membutuhkan," ujar Djazuli. 

Selain bantuan tindakan medis di RS Lapangan dan mobile clinic, BSMI menyalurkan bantuan logistik berupa sembako, alas tidur, selimut dan kebutuhan dapur umum. Alas tidur dan selimut masih dibutuhkan para penyintas hingga kini karena cuaca hujan, demografi Cianjur juga termasuk wilayah dingin. "Dan sempat ada laporan anak-anak kedinginan di tenda-tenda pengungsian," kata Djazuli. 

Lalu ada pula penyaluran bantuan MCK semi permanen dari BSMI untuk kebutuhan para penyintas sekaligus pembangunan mushala darurat. Saat ini satu MCK semi permanen bisa melayani satu pos pengungsian yang bisa dihuni hingga 500 orang. "Sehingga memang butuh pembangunan MCK terutama di shelter shelter yang nanti akan dibangun hunian sementara," ungkap Djazuli. 

Relawan BSMI masih mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan untuk melayani korban gempa Cianjur pada hari ke-19 sejak terjadinya gempa Cianjur 21 November lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement