Mesir Terus Mencekam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Aksi unjuk rasa yang mendesak Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur menuju titik klimaks. Mesir segera terbelah menjadi dua kelompok besar yakni kelompok pendukung Presiden Husni Mubarak dan kelompok anti Husni Mubarrak. Bentrokan pun tak terhindarkan. Tercatat, tiga orang demontran tewas dan ribuan orang luka-luka.
Situasi sangat mencekam. Berondongan tembakan datang dari berbagai penjuru. Secara terpisah sekitar jembatan menuju lapangan Tahrir dan depan Museum Nasional Mesir menjadi lahan bentrokan massa pro-Mubarak dengan massa pro-demokrasi melakukan perlawanan dengan alat seadanya.Kedua kubu seolah bernafsu mengalahkan satu yang lainnya. Kondisi ini sejatinya luput dari prediksi.
Dari tayangan televisi yang dilansir sejumlah media internasional, situasi di alun-alun Kota Kairo itu sudah menyerupai medan perang. Massa di garis depan saling menyerang hingga larut malam. Sementara bantuan medis tampak bersiap di baris belakang.
Presiden Mesir Hosni Mubarak mengatakan kepada ABC dalam wawancara pada Kamis bahwa pemerintahnya tidak bertanggung jawab atas kekerasan di Bunderan Tahrir, Kairo, dan menyalahkan Persaudaraan Muslim yang beroposisi. Dalam potongan wawancara tersebut, Mubarak mengaku tidak senang dengan peristiwa yang terjadi kemarin. Secara terang-terangan Mubarak menyalahkan Persaudaraan Muslim, sebuah partai yang dilarang di Mesir.
Sementara, pemerintah RI berupaya melanjutkan evakuasi WNI dari Mesir. Untuk gelombang kedua direncanakan sebanyak 430 WNI akan dievakuasi menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang telah bertolak ke Kairo. Kabar terakhir menyebutkan evakuasi kloter kedua ini akan tiba di Jakarta Jumat (4/2) ini.
Sebagai informasi, WNI yang berada di Mesir tercatat sebanyak 6.100 jiwa yang terdiri dari 1.002 TKI, 4.297 mahasiswa, dan sisanya adalah staf serta keluarga KBRI. Evakuasi tahap bertama yang membawa 411 WNI telah berlangsung lancar dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (2/2) kemarin. Kedatangan mereka disambut langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden berjanji akan membantu WNI yang akan kembali ke Mesir jika kondisinya sudah aman.
Courtesy of CNN/youtube