'Si Jago Kandang' Kembali Gigit Jari

Reuters/David Gray
Striker Timnas Swiss, Haris Seferovic, melepaskan tembakan menjebol gawang kiper Ekuador, Alexander Dominguez, dalam laga Grup E Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional, Brasilia, Ahad (15/6).
Rep: c56 Red: Mansyur Faqih

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Nasib sial ternyata masih menghinggapi timnas Ekuador kala melakoni laga pembuka Grup E melawan Swiss, Ahad (15/6). Tim berjuluk La Tricolor itu harus menyerah dengan skor tipis 1-2. Hasil ini semakin memperpanjang rekor mereka sebagai negara dengan julukan 'Jago Kandang'.


Sebutan ini memang tidak sembarang tertancap bagi timnas Ekuador. Sejak melakukan kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Selatan, Ekuador belum mampu menang ketika bermain di luar kandang, Stadion Olimpico Atahualpa. 

Dari lima laga tandang, Ekuador menuai tiga kekalahan dan dua hasil imbang. Serta hanya mampu mencetak satu gol. Begitu pula ketika anak asuhan Reinaldo Rueda ini menjalani laga persahabatan. 

Empat kali melakukan pertandingan di luar kandang, Ekuador memperoleh dua hasil imbang dan satu kali kalah. Satu laga berhasil dimenangkan kala Ekuador bermain melawan Austalia dan berhasil membawa pulang kemenangan dengan skor 4-3. Tapi mereka tidak bertanding di rumah Austarlia, melainkan di zona netral, Stadion The Den, London.

Terlepas dari itu, Reinaldo Rueta menuturkan,cukup menyesal dengan hasil akhir yang diperoleh. Karena sepanjang pertandingan, Ekuador dinilai lebih banyak melakukan serangan dan membuat peluang ketimbang Swiss. Buktinya pada babak pertama, Ekuador berhasil unggul 1-0.

Sayang, tambahnya, memasuki babak kedua, anak asuhannya mulai kehilangan konsentrasi bermain dan terlalu nafsu untuk meraih kemenangan. Ini berbuah pada permainan yang mulai tidak terorganisasai, hingga akhirnya mereka harus mengakui kehebatan Swiss yang berhasil membalikan kedudukan dan menang 2-1. 

"Kami mulai kehilangan permainan terorganisir yang menjadi salah satu karakteristik permainan Ekuador di akhir pertandingan. Kita harus mengakui salah dalam cara meluapkan emosi," kata Rueda dikutip dari SkySports, Ahad  (15/6).

"Seperti inilah sepakbola, terkadang hasil yang telah pasti serta kita inginkan dapat berubah dan menjadi sesuatu yang tidak kita inginkan," lanjut Rueda.

Namun, Rueda tetap mengaku senang dengan penampilan anak asuhnya. Rueda pun telah siap untuk menghadapi mantan asuhannya di Piala Dunia 2010, Honduras,  Jumat (20/6) waktu setempat.

Pada pertandingan pertama ini, Ekuador sebenarnya mempunyai kans lebih besar untuk mengakhiri pertandingan tanpa kemenangan. La Tricolor mampu melakukan serangan lebih banyak dan berbahaya hingga mampu menutup paruh pertama dengan keunggulan 1-0 melalui gol Enner Valencia.

Namun memasuki babak kedua, Swiss mampu menggebarak. Hanya tiga menit memasuki babak kedua atau tepatnya di menit ke-48, Swiss berhasil menyamakan kedudukan lewat lesakan Admir Mahmedi memanfaatkan sepakan pojok Rodriguez.

Pada menit akhir, Ekuador terus mendominasi penyerangan. Memasuki menit tambahan, Ekuador sebenarnya hampir memenangi laga. Asalkan Arroyo berhasil melesakan tendangan ketika tengah berada di depan gawang Beniglo. Tapi olah bola Arroyo telalu lama dan akhirnya berhasil direbut oleh Valon Behrami. 

Di sini petaka Ekuador dimulai. Sepakan Behrami berhasil dimanfaatkan Shaqiri untuk memberikan umpan silang kepada Rodriguez yang berada di sisi kiri pertahanan Ekuador. 

Dengan sedikit sentuhan, pemain Vfl Wolfsburg ini lansung memberikan umpan yang berhasil dikonversi pemain pengganti, Haris Seferovic menjadi gol. Swiss berbalik unggul 2-1 yang bertahan hingga peluit panjang ditiup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler