Nasib Tragis La Furia Roja

Reuters/Dylan Martinez
Pemain Timnas Spanyol (kiri-kanan) David Silva, Sergio Busquets, Diego Costa, Andres Iniesta dan Xabi Alonso tertunduk lesu usai menelan kekalahan dari Cile di laga Grup B Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Rabu (18/6).
Rep: Satria Kartika Yudha Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Inilah yang namanya sepak bola. Selalu ada kejutan. Sang juara bertahan Spanyol dipastikan tersingkir dari fase grup setelah menelan kekalahan dua gol tanpa balas pada laga penentuan Grup B Piala Dunia 2014 oleh Cile di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Kamis (19/6) dinihari WIB.
 
Sekarang, Spanyol tinggal menuntaskan laga pamungkasnya melawan Australia pada 23 Juni. Laga ini wajib dimenangkan Spanyol kalau tidak ingin menambah penderitaan dengan membawa status juru kunci grup ke kampung halamannya nanti.


Spanyol harus merelakan tiket 16 besar jatuh ke tangan Belanda dan Cile yang kini sama-sama mengantongi enam poin hasil dua kemenangan beruntun.
 
Ini bukan kali pertama ada juara bertahan yang langsung gugur di fase grup. Nasib serupa pernah dialami Brasil, Prancis, dan Italia. Brasil mengalaminya pada 1966, Prancis pada 2002, dan Italia sebanyak dua kali yakni pada 1950 dan 2010.
 
Desakan untuk melakukan revolusi gaya permainan di tubuh Spanyol langsung mengemuka setelah kegagalan ini.

Para awak media yang meliput pertandingan pun melontarkan pernyataan tersebut dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan. Intinya, dengan kegagalan ini, apakah Spanyol bakal meninggalkan tiki-taka?
 
Bukan rahasia lagi. Tiki-taka bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Lonceng kehancuran gaya permainan yang mengedepankan penguasaan bola ini sudah keras berbunyi ketika Spanyol dihajar Brasil pada partai final Piala Konfederasi 2013. Keraguan semakin bertambah dengan kegagalan yang diraih Barcelona pada musim 2013/2014.
 
Kapten Spanyol, Iker Casillas, yang sedang terluka hatinya langsung meminta agar semua pihak untuk sementara tidak mencari-cari siapa yang salah. Entah itu pemain, pelatih, ataupun gaya permainan tim.
 
"Saya pikir tidak perlu membicarakan itu. Ini bukan saatnya untuk menyalahkan seseorang ataupun berpikir adanya perubahan atau tidak," ungkap Casillas dilansir Football Espana.
 
Yang pasti, kata Casillas, para pemain sudah berusaha keras untuk membuat para fans bangga dan ingin mempertahankan gelar juara.

"Kami orang yang paling bertanggung jawab dan juga yang paling terluka atas kegagalan ini," kata Casillas menambahkan.
 
Pelatih Timnas Spanyol, Vicente del Bosque, mencoba berbesar hati dengan kegagalan anak-anak asuhnya. Menurut dia, Spanyol memang pantas untuk tersingkir di fase grup.
 
"Kami pantas teriliminasi. Lawan kami memang tampil lebih bagus," ungkap Del Bosque.
 
Del Bosque mengatakan Iker Casillas dan kawan-kawan sebenarnya sudah menunjukkan karakter permainan tim dengan selalu bermain menyerang.

"Sayang kami tidak beruntung di depan gawang. Sekarang bukan saatnya untuk membahas tim ataupun masa depan saya," ucap Del Bosque.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler