Romario Ingin Penjarakan Petinggi Federasi Sepak Bola Brasil
REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Legenda sepak bola Brasil Romario, sekarang seorang pengacara, mengatakan pada Rabu (9/7) waktu setempat, bahwa ketua federasi sepak bola Brasil harus dihukum penjara setelah kekalahan mengecewakan 1-7 atas Jerman di Piala Dunia 2014.
Sehari setelah kekalahan besar itu, Romario mengatakan korupsi telah mewabah di dalam federasi sepak bola Brasil CBF karena klub-klub memilih pemimpin yang sama selama bertahun-tahun.
"Sepak bola kami telah memburuk selama bertahun-tahun. Itu disebabkan oleh para pemimpin yang bahkan tidak punya kemampuan untuk melakukan juggling bola," kata Romario di dalam surat yang diunggah di jejaring sosial.
"Mereka tinggal di kursi mewahnya, menikmati uang jutaan yang masuk ke rekening mereka," kata pemain yang membawa Brazil juara dunia tahun 1994 itu.
Striker produktif itu mengatakan jika para pemain dan sang pelatih tidak bisa disalahkan atas kemunduran sepak bola negara mereka. Dia mengatakan Presiden CBF Jose Maria Marin dan wakilnya, Marco Polo del Nero, yang akan mengambil alih jabatan pada 2015, "Harus dipenjara".
Romario, yang mengkritik negara menghabiskan dana hingga 11 miliar dolar AS untuk Piala Dunia, meratapi kenyataan jika Presiden Dilma Rousseff akan menyerahkan trofi Piala Dunia kepada tim selain Brasil di final hari Ahad.
"Mereka akan pulang dengan memboyong Piala dan kami akan ditinggali dengan stadion-stadion yang memakan banyak uang dan tidak ada warisan nyata," kata dia. "Ini akan menjadi Piala rasa malu."
Sementara itu agen striker Brazil Neymar telah melancarkan serangan kepada pelatih timnas Brasil Luiz Felipe Scolari karena kekalahan mereka.
Wagner Ribeiro, yang mewakili sejumlah pemain top Brazil, mengeluarkan enam poin daftar 'persyaratan teknis' bagi pelatih yang terkait dengan Scolari, tanpa menyebutkan secara langsung namanya. Sang pelatih harus telah melatih Portugal dan tidak memenangi gelar apapun, kata dia di akun Twitter-nya.
Dia harus pergi ke Chelsea dan dipecat, melatih di Uzbekistan dan kembali ke Brazil dan membawa tim bagus ke divisi dua. Pelatih itu harus, "Arogan dan konyol," tambah dia.
Scolari adalah pelatih Brasil ketika mereka menjadi juara dunia 2002. Namun dia juga melatih Portugal dan membawa tim Eropa itu ke final Piala Eropa 2004 dan semifinal Piala Dunia 2006. Scolari melatih di Uzbekistan dan bertanggung jawab melatih klub Palmeiras.
Scolari dalam jumpa pers, Rabu, mengatakan jika masa depannya akan ditentukan setelah Piala Dunia usai namun dia masih bertanggungjawab menangani Brazil selama turnamen masih berjalan.