Komisi I DPR: Lakukan Investigasi Forensik Kecelakaan Hercules

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon meminta pemerintah melakukan investigasi forensik terhadap pesawat Hercules C-130, yang mengalami kecelakaan di wilayah Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara. Hal itu untuk bisa mengetahui akar penyebab kecelakaan.

"Melalui investigasi forensik, maka tim investigasi dapat melakukan investigasi pada semua faktor penyebab kecelakaan," katanya pada diskusi "Dialektika Demokrasi" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (7/2).

Menurutnya, pesawat Hercules yang jatuh di Medan, pada Selasa (30/6), kemungkinan penyebabnya karena faktor usianya sudah tua yakni produksi tahun 1964.

Apalagi, kata dia, suku cadangnya juga sudah tidak ada sehingga dikhawatirkan perawatannya dilakukan dengan cara kanibal dengan sparepart yang belum tentu kompatibel.

"Kondisi ini dialami TNI karena anggarannya minim sehingga sulit untuk melakukan perawatan alutsista dengan baik," ujar politikus PDIP itu.

Sementara anggota Komisi I DPR RI, Syafullah Tamliha mengatakan, anggaran TNI masih masuk dalam anggaran Kementerian Pertahanan, karena belum ada nomenklatur sendiri.

Menurutnya pada APBN 2015, anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp105 triliun. Anggaran tersebut dibagi empat yakni Kementerian Pertahanan dan tiga angkatan angkatan TNI sehingga anggaran untuk TNI-AU ada sekitar Rp25 triliun.

"Anggaran tersebut jika dipakai untuk membeli pesawat baru dan memelihara pesawat yang ada ya cukup minim," ucapnya.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menambahkan, karena itu perawatan pesawat militer juga belum bisa dilakukan dengan baik. Tamliha mengusulkan agar TNI memiliki nomenkaltur sendiri dalam APBN sehingga dapat menyampaikan usulan programnya secara langsung.

Pada kesempatan tersebut, Tamliha juga mengimbau kepada calon Panglima TNI baru disetujui DPR RI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk memiliki komitmen memperbaiki Alutsista.

Ikuti Whatsapp Channel Republika