Komisi XI Pertanyakan Urgensi Pinjaman Tiga Bank BUMN dari Cina

Republika/ Wihdan
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)
Rep: Qommarria Rostanti Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi XI DPR RI merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan soal peminjaman uang tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Cina Development Bank (CDB) senilai 3 miliar dolar AS. Komisi yang menaungi bidang keuangan dan perbankan ini pun akan segera mengadakan rapat dengan Kementerian Keuangan dan ketiga bank yang mendapat pinjaman tersebut.

“Kami mau menyakan keurgensian pinjaman itu,” ucap anggota Komisi XI DPR RI Biem Triani Benjamin kepada Republika.co.id, Jumat (18/9).

Sebelumnya Komisi XI telah menyampaikan bahwa apabila ada pinjaman dari luar negeri, mereka harus tahu. Komisi XI akan menggali lebih jauh seberapa penting dan mendesaknya pinjaman tersebut sehingga pemerintah melakukannya. Padahal, kata Biem, Presiden RI Joko Widodo selalu mengatakan bahwa negara masih memiliki uang.  

“Kalau ada uang, kenapa terus minjam,” kata dia mempertanyakan.

Dia Pihaknya sendiri melihat pinjaman tersebut belum perlu dilakukan mengingat Jokowi sendiri sesumbar bahwa Indonesia masih mempunyai cadangan uang. “Saya malah khawatir bank-bank kita nantinya malah dikuasai karena pinjaman tersebut, ini kan tambah repot,” ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga bank BUMN menandatangani kesepakatan pinjaman senilai total 3 miliar dolar AS dengan CDB. Ketiga bank BUMN tersebut yaitu Bank Mandiri, BRI dan BNI. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Dari total pinjaman tersebut, masing-masing bank menerima pinjaman sebesar 1 miliar dolar AS dengan tenor sepuluh tahun


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler